TULISAN 1
Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan.
Menurut
Vygotsky seorang psikolog Rusia mengemukakan, setiap anak dapat membina mental
mereka melalui lingkungan social. Lingkungan social inilah yang membentuk dasar
berpikir, pendapat, keterampilan dan termasuk juga sikap mereka. Pertumbuhan
mental mereka sangat dipengaruhi oleh lingkungan social dan juga tingkah laku
orang lain. Dia kemudian menegaskan, setiap guru atau pendidik harus melakukan
sesuatu yang dapat mendorong tingkah laku atau memberikan kekuatan untuk
mengendalikan diri sampai mereka tidak lagi bergantung kepada orang lain.
Vygotsky juga menenkankan, pusat
pertumbuhan proksimal-zone of proximal
development merupakan gap anatara dua tingkat kemampuan :
Tingkat
pertama : kemampuan anak untuk bekerja secara independen tanpa bantuan orang
lain.
Tingkat
kedua : pekerjaan anak yang memerlukan bantuan atau petunjuk orang lain.
a. Menjelaskan Konsep Penyesuaian Diri.
Penyesuaian diri (adjustment) merupakan suatu istilah yang
sangat sulit didefinisikan karena penyesuaian diri mengandung banyak arti,
criteria untuk menilai penyesuaian diri tidak dapat dirumuskan secara jelas.
Konsep penyesuaian diri sebagai keadaan mengimplikasikan bahwa individu
merupakan keseluruhan yang bisa bersifat well
adjusted dan maladjusted. Penyesuaian
diri ada yang sebagai tujuan dan penyesuaian diri sebagai proses :
·
Penyesuaian diri sebagai tujuan atau kondisi ideal
yang diharapkan tidak mungkin dicapai oleh individu dengan sempurna. Tidak ada
individu yang berhasil menyesuaikan diri dalam segala situasi sepanjang waktu
karena situasi senantiasa berubah
·
Penyesuaian diri juga merupakan proses yang terus
berlangsung dalam kehidupan individu. Situasi dalam kehidupan selalu berubah.
Individu mengubah tujuan dalam hidupnya seiring dengan perubahan yang terjadi
dilingkungannya.
Jadi
penyesuaian diri merupakan suatu proses din amis yang bertujuan untuk
menghadapi perubahan agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri
individu dengan lingkungannya. Atas dasar pengertian tersebut dapat diberikan
batasan bahwa sebenarnya manusia mampu untuk membuat hubungan-hubungan yang
menyenangkan antara dirinya sendiri dan lingkungannya.
Factor-faktor
yang mempengaruhi penyesuaian diri.
Ada
factor-faktor konstitusional yang mendasari cara-cara penyesuaian diri
seseorang. Cara-cara penyesuaian diri seseorang adalah hasil dari latihan atau
pelajaran yang telah dilakukan, baik sengaja maupun tidak. Atau dengan
perkataan lain, hasil yang diperoleh dari luar dirinya, dari lingkungannya, dan
khususnya lingkungan sosialnya.
· -Penyesuaian diri yang dipengarui oleh hal-hal yang
diperoleh dari kelahiran. Suatu kenyataan bahwa dimana terdapat kesukaran dalam
penyesuaian, Karena sikap yang pemalu, pendiam, tidak banyak bicara, sukar
mengemukakan pendapat, dan lainnya, maka sebabnya ialah karena memang ifat
dasarnya adalah demikian. Sebaliknya, oleh latihan terus-menerus dan bimbingan
yang teratur, sifat-sifat dasar ini dapat dipengaruhi dan karena itu
terpengaruhi juga cara-cara penyesuaian dirinya, sekalipun hal ini
kadang-kadang sulit terjadi.
· -Penyesuaian diri dan kebutuhan-kebutuhan pribadi.
Cara memperlihatkan tingkah laku atas dasar kebutuhan yang secara relative
sama, akan mungkin berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh mekanisme sebagaimana
persepsi seseorang terhadap kebutuhannya, dan karena itu mempengaruhi caranya
bertingkah laku dan mempengaruhi caranya menyesuaikan diri terhadap tujuan atau
obyeknya.
· -Penyesuaian diri dan pembentukan kebiasaan. Dalam
perkembangannya, seorang anak menuntut lingkungan untuk membantu memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya. Ini mengakibatkan suatu hubungan antara keinginan dan
kepuasan. Ada anak yang sulit memisahkan hubungan antara keinginan dan
kepuasan, dan setiap keinginan harus memperoleh kepuasan seketika, seolah-olah
sulit untuk menunda keinginannya itu. Ada pula anak yang takaran kepuasannya
tidak pernah terpenuhi dan menuntut terus. Semua ini menghendaki kebijaksanaan
dan pengertian orang tua, agar dalam usia semuda anak, hendaknya telah dilatih
untuk menyesuaikan diri dan dapat menunda keinginannya atau memisahkan
keinginan dan kepuasan.
b. Pertumbuhan Personal.
Pertumbuhan personal adalah
perkembangan diri yang berarti pertumbuhan kepribadian yang terus-menerus kea
rah tujuan kematangan dan perstasi pribadi. Setiap langkah dalam proses
pertumbuhan dari masa bayi sampai masa dewasa harus menjadi kemajuan tertentu
kea rah kematangan yang lebih besar dalam pikiran, emosi, sokap, dan tingkah
laku.
Ada
beberapa konsep yang berkaitan dengan pertumbuhan personal :
· -
Penekanan pertumbuhan diri
Pertumbuhan
adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada
waku yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi
dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter
dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan
dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur
biologis.
· -
Variasi dalam pertumbuhan
Tidak
selamanyaindividu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena
kadang-kadang ada rintangan tertentu yang menyebabkan tdak berhasil melakukan
penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau
mungkin diluar dirinya.
· -
Kondisi-kondisi untuk bertumbuh
Kondisi
jasmaniah sepeti pembawa dan struktur atau konstitusi fisik dan temperamen
sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara intrinsic
berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa
terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe
temperamen (Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ekstromorf yaitu yang
ototnya lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan
dalam aktivitas social, dan pemilu. Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi
primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan bahwa system saraf, kelenjar,
dan otot merupakan factor yang penting bagi proses penyesuaian diri. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa gangguan dalam system saraf, kelenjar, dan otot
dapat menimbulkan gejala-gejala gangguan mental, tingkah laku, dan kepribadian.
Dengan demikian, kondisi system tubuh yang baik. Disamping itu, kesehatan dan
penyakit jasmaniah juga berhubungan dengan penyesuaian diri, kualitas
penyesuaian diri yang baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi
kesehatan jasmaniah yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan penyakit
jasmaniah yang diderita oleh sesesorang akan mengganggu proses penyesuaian
diri.
Daftar Pustaka
Semiun Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta : Kanisius
Gunarsa Singgih D. Psikologi Perkembangan. PT BPK Gunung Mulia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar