Sabtu, 08 Juni 2013

Tulisan 1


TULISAN 1
Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan.
Menurut Vygotsky seorang psikolog Rusia mengemukakan, setiap anak dapat membina mental mereka melalui lingkungan social. Lingkungan social inilah yang membentuk dasar berpikir, pendapat, keterampilan dan termasuk juga sikap mereka. Pertumbuhan mental mereka sangat dipengaruhi oleh lingkungan social dan juga tingkah laku orang lain. Dia kemudian menegaskan, setiap guru atau pendidik harus melakukan sesuatu yang dapat mendorong tingkah laku atau memberikan kekuatan untuk mengendalikan diri sampai mereka tidak lagi bergantung kepada orang lain.
            Vygotsky juga menenkankan, pusat pertumbuhan proksimal-zone of proximal development merupakan gap anatara dua tingkat kemampuan :
Tingkat pertama : kemampuan anak untuk bekerja secara independen tanpa bantuan orang lain.
Tingkat kedua : pekerjaan anak yang memerlukan bantuan atau petunjuk orang lain.
a. Menjelaskan Konsep Penyesuaian Diri.
            Penyesuaian diri (adjustment) merupakan suatu istilah yang sangat sulit didefinisikan karena penyesuaian diri mengandung banyak arti, criteria untuk menilai penyesuaian diri tidak dapat dirumuskan secara jelas. Konsep penyesuaian diri sebagai keadaan mengimplikasikan bahwa individu merupakan keseluruhan yang bisa bersifat well adjusted dan maladjusted. Penyesuaian diri ada yang sebagai tujuan dan penyesuaian diri sebagai proses :
·         Penyesuaian diri sebagai tujuan atau kondisi ideal yang diharapkan tidak mungkin dicapai oleh individu dengan sempurna. Tidak ada individu yang berhasil menyesuaikan diri dalam segala situasi sepanjang waktu karena situasi senantiasa berubah
·         Penyesuaian diri juga merupakan proses yang terus berlangsung dalam kehidupan individu. Situasi dalam kehidupan selalu berubah. Individu mengubah tujuan dalam hidupnya seiring dengan perubahan yang terjadi dilingkungannya.
Jadi penyesuaian diri merupakan suatu proses din amis yang bertujuan untuk menghadapi perubahan agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Atas dasar pengertian tersebut dapat diberikan batasan bahwa sebenarnya manusia mampu untuk membuat hubungan-hubungan yang menyenangkan antara dirinya sendiri dan lingkungannya.
Factor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri.
Ada factor-faktor konstitusional yang mendasari cara-cara penyesuaian diri seseorang. Cara-cara penyesuaian diri seseorang adalah hasil dari latihan atau pelajaran yang telah dilakukan, baik sengaja maupun tidak. Atau dengan perkataan lain, hasil yang diperoleh dari luar dirinya, dari lingkungannya, dan khususnya lingkungan sosialnya.
·        -Penyesuaian diri yang dipengarui oleh hal-hal yang diperoleh dari kelahiran. Suatu kenyataan bahwa dimana terdapat kesukaran dalam penyesuaian, Karena sikap yang pemalu, pendiam, tidak banyak bicara, sukar mengemukakan pendapat, dan lainnya, maka sebabnya ialah karena memang ifat dasarnya adalah demikian. Sebaliknya, oleh latihan terus-menerus dan bimbingan yang teratur, sifat-sifat dasar ini dapat dipengaruhi dan karena itu terpengaruhi juga cara-cara penyesuaian dirinya, sekalipun hal ini kadang-kadang sulit terjadi.
·         -Penyesuaian diri dan kebutuhan-kebutuhan pribadi. Cara memperlihatkan tingkah laku atas dasar kebutuhan yang secara relative sama, akan mungkin berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh mekanisme sebagaimana persepsi seseorang terhadap kebutuhannya, dan karena itu mempengaruhi caranya bertingkah laku dan mempengaruhi caranya menyesuaikan diri terhadap tujuan atau obyeknya.
·      -Penyesuaian diri dan pembentukan kebiasaan. Dalam perkembangannya, seorang anak menuntut lingkungan untuk membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Ini mengakibatkan suatu hubungan antara keinginan dan kepuasan. Ada anak yang sulit memisahkan hubungan antara keinginan dan kepuasan, dan setiap keinginan harus memperoleh kepuasan seketika, seolah-olah sulit untuk menunda keinginannya itu. Ada pula anak yang takaran kepuasannya tidak pernah terpenuhi dan menuntut terus. Semua ini menghendaki kebijaksanaan dan pengertian orang tua, agar dalam usia semuda anak, hendaknya telah dilatih untuk menyesuaikan diri dan dapat menunda keinginannya atau memisahkan keinginan dan kepuasan.

b. Pertumbuhan Personal.
            Pertumbuhan personal adalah perkembangan diri yang berarti pertumbuhan kepribadian yang terus-menerus kea rah tujuan kematangan dan perstasi pribadi. Setiap langkah dalam proses pertumbuhan dari masa bayi sampai masa dewasa harus menjadi kemajuan tertentu kea rah kematangan yang lebih besar dalam pikiran, emosi, sokap, dan tingkah laku.
Ada beberapa konsep yang berkaitan dengan pertumbuhan personal :
·        - Penekanan pertumbuhan diri
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waku yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
·        - Variasi dalam pertumbuhan
Tidak selamanyaindividu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan tertentu yang menyebabkan tdak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau mungkin diluar dirinya.
·       -  Kondisi-kondisi untuk bertumbuh
Kondisi jasmaniah sepeti pembawa dan struktur atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara intrinsic berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe temperamen (Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ekstromorf yaitu yang ototnya lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan dalam aktivitas social, dan pemilu. Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan bahwa system saraf, kelenjar, dan otot merupakan factor yang penting bagi proses penyesuaian diri. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan dalam system saraf, kelenjar, dan otot dapat menimbulkan gejala-gejala gangguan mental, tingkah laku, dan kepribadian. Dengan demikian, kondisi system tubuh yang baik. Disamping itu, kesehatan dan penyakit jasmaniah juga berhubungan dengan penyesuaian diri, kualitas penyesuaian diri yang baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan penyakit jasmaniah yang diderita oleh sesesorang akan mengganggu proses penyesuaian diri.

Daftar Pustaka  
Semiun Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta : Kanisius
Gunarsa Singgih D. Psikologi Perkembangan. PT BPK Gunung Mulia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar