Minggu, 30 Juni 2013

Rangkuman

Rangkuman
KONSEP SEHAT
konsep sehat adalah konsep yang timbul dari kita sendiri secara sadar mengenai berbagai upaya untuk mendapatkan status sehat bagi tubuh kita. Pemahaman konsep sehat ini juga bisa diartikan sebagai keseimbangan, keserasian, keharmonisa antara faktor pikiran (akal), jiwa (mental/spiritual), dan raga (fisik, lahiriah). Jika ketiga faktor ini terintegrasi secara seimbang dan berimbang, kita telah dapat memahami konsep sehat secara utuh. Konsep sehat inilah yang akan menuntun kita pada pola atau tata laku sehari-hari yang sehat.
SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL.
secara umum historis kajian kesehatan mental terbagi dalam dua periode yaitu periode pra-ilmiah dan periode ilmiah (langgulung, 1986: 23).
  1. Periode Pra-Ilmiah
Sejak zaman dahulu sikap terhadap gangguan kepribadian atau mental telah muncul dalam konsep primitif animeisme, ada kepercayaan bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa. Orang yunani percaya bahwa gangguan mental terjadi karena dewa marah dan membawa pergi jiwanya. Perubahan sikap terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman Hipocrates (460-467). Dia dan pengikutnya mengembangkan pandangan revolusioner dalam pengobatan, yaitu dengan menggunakan pendekatan naturalisme, suatu aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental atau fisik itu merupakan akibat dari alam. Dalam perkembangan selanjutnya, pendekatan naturalistik ini tidak dipergunakan lagi di kalangan orang-orang kristen. Seorang dokter perancis, philipe pinel (1745-1826) menggunakan filsafat politik dan sosial untuk memecahkan problem penyakit mental.
  1. Era Ilmiah (Modern)
Perubahan yang sangat berarti dalam sikap dan era pengobatan gangguan mental, yaitu dari animisme (irrasional) dan tradisional ke sikap dan cara yang rasional (ilmiah), terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika Serikat pada tahun 1873. perkembangan psikologi abnormal dan psikiatri ini memberikan pengaruh kepada lahirnya mental hygiene yang berkembang menjadi suatu body of knowledge berikut gerakan-gerakan yang terorganisir. Perkembangan kesehatan mental dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran, dan inspirasi para ahli, dua tokoh perintis, yaitu Dorothea Lynde Dix dan Clifford Whittingham Beers. Pada tahun 1909, gerakan kesehatan mental secara formal mulai muncul. Selama dekade 1900-1909 beberapa organisasi kesehatan mental telah didirikan, seperti American Social Hygiene Association (ASHA), dan American Federation For Sex Hygiene. Perkembangan gerakan-gerakan di bidang kesehatan mental tidak lepas dari jasa Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Bahkan karena jasanya itulah dia dinobatkan sebagai “The Founder of The Mental Hygiene Movement”. Pada tahun 1908 dia mempublikasikan sebuah tulisan otobiografinya sebagai mantan penderita gangguan mental yang berjudul A Mind That Found Itself. Berrs meyakini bahwa penyakit mental dapat dicegah dan disembuhkan. Selanjutnya dia merancang suatu program yang bersifat nasional yang bertujuan untuk :
1. mereformasi program perwatan dan pengobatan terhadap orang-orang pengidap penyakit jiwa
2. melakukan penyebaran informasi kepada masyarakat agar mereka memiliki pemahaman dan sikap yang positif terhadap para pasienyang mengidap gangguan mental.
3. mendorong dilakukanya berbagai penelitian tentang kasu-kasus dan pengobatan gangguan mental.
4. mengembangkan praktek-praktek untuk mencegah gangguan mental.
Pada tahun 1908 sebuah organisasi pertama didirikan, dengan nama Connectievt Society For Mental Hygiene. Pada tahun 1909 didirikan National Commitye Siciety For Mental Hygiene. Pada tahun 1950 organisasi kesehatan mental terus bertambanh, yaitu dengan berdirinya National Association for Mental Health. Pada tahun 1075 gerakan kesehatan mentah terus berkembang di Amerika Serikat lebih dari seribu tempat perkumpulan kesehatan mental. Di belahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui World Federation for Mental Health dan World Health Organization. 
PENDEKATAN KESEHATAN MENTAL
Orientasi Klasik.
            Orientasi klasik ini umumnya digunakan untuk orang yang mengalami gangguan mental. Dalam ilmu psikiatri jika seorang individu dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya dan tidak mempunyai keluhan seperti, ketegangan, rasa lelah, cemas, dan rendah diri maka dia dikatakan sehat Sebaliknya jika individu tidak dapat menyesuaikan dirinya dalam lingkungan maka individu tersebut akan merasakan perasaan cemas, takut, keputusasaan yang akan berpengaruh terhadap kesehatan mentalnya sehingga individu tersebut akan mengalami ganguan-gangguan mantal dan kejiwaan.
Orientasi penyesuaian diri
Orientasi penyesuaian diri dalam ilmu kesehatan mental mengacu pada kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan diri sendiri, lingkungan, budaya serta norma sosial.
Orientasi pengembangan potensi.
            Orientasi pengembangan potensi dalam ilmu kesehatan mental yaitu orang-orang yang sehat jiwanya dapat menciptakan diri mereka dengan menghasilkan potensi-potensi yang baik yang dapat bermanfaat bagi dirinya dan orang lain serta dapat mengembangkan potensialitasnya menjadi kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
Aliran Psikoanalisa.
            Orang yang pertama kali berusaha merumuskan psikologi manusia dengan memperhatikan struktur jiwa manusia adalah Sigmund Freud. Menurut Freud, perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga sub sistem dalam kepribadian manusia yang disebutnya id, ego, dan superego.
Aliran behavioristik.
Behavioristik lahir sebagai reaksi terhadap introspeksi (menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif). Behavioristik hanya ingin menganalisis perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramakan. Aliran behaviorisme (behaviorist) menaruh perhatian pada peranan penghargaan (reward) maupun hukuman (punishment) dalam mempertahankan atau mengurangi kecenderungan munculnya perilaku tersebut. Para penganut aliran behaviorisme ini tidak melibatkan pikiran atau kondisi mental untuk menjelaskan perilaku. Mereka memilih berpegang teguh pada hal yang dapat diobservasi dan diukur secara langsung, yakni berbagai tindakan dan peristiwa yang muncul dalam lingkungan tertentu. 
Aliran Humanistik   
Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.
PENYESUAIAN DIRI DAN PERTUMBUHAN.
Penyesuaian diri adalah suatu proses yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku yang menyebabkan individu berusaha menanggulangi kebutuhan, ketegangan, frustasi, dan konflik batin serta menyelaraskan tuntutan batin yang dikenakan kepadanya oleh dunia dimana dia hidup. Penyesuaian diri yang baik adalah dimana orang dapat menyesuaikan dirinya di lingkungan sekitar dan memiliki respon-respon yang matang efisien, memuaskan, dan sehat.
Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Banyak kualitas yang penyesuaian diri yang baik mengandung implikasi-implikasi yang khas bagi pertumbuhan pribadi. Ide ini terkandung dalam kriteria perkembangan diri yang berarti pertumbuhan kepribadian yang terus menerus ke arah tujuan kematangan dan prestasi pribadi.
PERTUMBUHAN PERSONAL
Manusia merupakan makhluk individu yang bertingkah laku spesifik dan menggambarkan dirinya sendiri bukan bertingkah laku seperti orang lain. Jadi individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas dalam lingkup sosial, tetapi mempunyai kekhasan tersendiri yang spesifik terhadap dirinya sendiri. Kepribadian individu tidak langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan dengan proses yang sangat panjang. Setiap individu pasti mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal tersebut membutuhkan proses yang sangat panjang dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadiannya. Ada faktor genetik dan faktor eksternal/lingkungan, yaitu : 
  1. faktor genetik atau keturunan
bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan, menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti temperamen.
  1. faktor eksternal atau lingkungan
faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik maka akan dapat terhambat
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT.
§  Teori Kepribadian Matang menurut Allport.
Kriteria Kepribadian yang matang menurut Allport.
1.     Perluasan Perasaan Diri.
Allport menamakan hal ini “partisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia”. Semakin seseorang terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas, maka semakin juga dia akan sehat secara psikologis.
2.     Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain.
Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orang tua, anak, partner, teman akrab. Sedangkan orang yang neurotis harus menerima cinta jauh lebih banyak daripada kemampuan mereka untuk memberinya.
3.     Keamanan Emosional.
Kepribadian yang sehat mampu menerima emosi-emosi manusia dan mengontrol emosi mereka sehingga emosi-emosi tidak mengganggu aktivitas antarpribadi.
4.     Persepsi Realitas.
Orang yang sehat memandang dunia secara objektif.
5.     Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugasya Pemahaman Diri.
Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri sendiri di dalamnya. Tidak cukup hanya memilki keterampilan yang relevan tetapi kita harus menggunakan keterampilan secara ikhlas dan malibatkan/menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan.
6.     Pemahaman Diri.
Allport mengemukakan bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik akan lebih cerdas daripada orang yang memiliki wawasan yang kurang baik.
7.     Filsafat Hidup yang Mempersatukan.
Orang yang sehat dan matang lebih melihat ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang. Allport menyebut dorongan yang mempersatukan ini “arah” (directness). Allport menekankan bahwa nilai-nilai (bersama dengan tujuan) adalah sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan.
§  Perkembangan Kepribadian Rogers
Konsep diri (self concept) menurut Rogers adalah bagian sadar dari ruang fenomenal yang disadari dan disimbolisasikan, dimana “aku“ merupakan pusat referensi setiap pengalaman. Self concept adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal, yaitu:
1.     Incongruence Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin.
2.     Congruence Congruence berarti situasi dimana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.
§  Hierarki kebutuhan manusia hingga mencapai tingkat aktualisasi diri.
Maslow mengembangkan gagasan ini lebih lanjut dan dikenal dengan sebutan hierarki kebutuhan. Dia menempatkan lima lapisan kebutuhan yang lebih luas, yaitu:
1.    Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan paling mendasar dari setiap manusia adalah kebutuhan fisiologi, termasuk di dalamnya adalah makanan, air, oksige, mempertahankan suhu yubuh, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan Rasa Aman
Ketika orang telah memenuhi kebutuhan fisiologis mereka, mereka menjadi termotivasi dengan kebutuhan akan keamanan, yang termasuk di dalamnya adalah keamanan fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan dari kekuatan-kekuatan yang mengancam.
3. Kebutuhan Cinta dan Keberadaan
Dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan ini dapat berbentuk keinginan untuk menikah, memiliki keluarga, menjadi bagian dari satu kelompok atau masyarakat.
4. Kebutuhan Penghargaan
Setelah orang-orang memenuhi kebutuhan akan cinta dan keberadaan, mereka bebas untuk mengejar kebutuhan akan penghargaaan, yang mencakup penghormatan diri, kepercayaan diri, kemampuan, dan pengetahuan yang orang lain hargai tinggi.
5. Kebutuhan akan Aktualis akatulisasi Diri
Ketika kebutuhan di level rendah terpenuhi, orang secara otomatis beranjak ke level berikutnya. Kebutuhan akan aktualisasi diri mencakup pemenuhan diri, sadar akan semua potensi diri, dan keinginan untuk menjadi sekreatif mungkin (Malow, 1970).
§  Ciri-ciri kepribadian sehat Erich Fromm.
Orang-orang yang sehat memuaskan kebutuhan psikologis secara kreatif dan produktif. 
Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan.
1.     Hubungan
manusia harus menciptakan hubungan-hubungan mereka sendiri yang didasarkan cinta produktif.
2.     Transedensi
Kebutuhan orang untuk menjadi orang yang kreatif dan bukan hanya menjadi makhluk belaka. Apabila dorongan-dorongan kreatif terhambat maka orang menjadi perusak.
3.     Berakar
Manusia mendambakan akar-akar alamiah; mereka ingin menjadi bagian integral dunia, merasakan bahwa mereka memilikinya.
4.     Perasaan Identitas
Orang ingin memiliki suatu perasaan identitas pribadi, menjadi seorang individu yang unik. Apabila orang tidak bisa mencapai tujuan ini melalui usaha kreatifnya sendiri, ia bisa mendapatkan dengan menidentifikasikan diri dengan orang atau kelompok lain.
5.     Kerangka Orientasi
Manusia perlu memiliki suatu kerangka acuan, yakni suatu cara yang stabil dan konsisten dalam memandang dan memahami dunia.
Manusia dapat memperoleh sesuatu melalui keempat orientasi non produktif yaitu:
1. Tipe Reseptif (mengharapkan dukungan dari pihak luar)
2. Tipe Eksploitasi (memaksa orang lain untuk mengikuti keinginannya)
3. Tipe Penimbunan (suka mengumpulkan dan menimbun barang suatu materi)
4. Tipe Pemasaran (suka menawarkan dan menjual barang)
Tipe kepribadian sehat menurut Fromm
Setelah memahami definisi kepribadian, faktor kuat yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian, tingkah laku irasionalitas manusia, hakikat manusia, dan kebutuhan yang dimilikinya. Kita perlu juga memahami tipe kepribadian sehat menurut Fromm, yaitu:
1.     Cinta yang Produktif, adalah suatu hubungan manusia yang bebas dan setara, dimana masing-masing orang dapat mempertahankan individualitasnya. Cinta yang produktif mencakup empat sifat, yaitu perhatian, tanggung jawab, respek, dan pengetahuan akan diri orang lain.
2.     Pikiran yang Produktif, adalah pikiran yang meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas.
3.     Kebahagiaan, adalah hasil yang menyertai seluruh kegiatan produktif.
4.     Suara Hati, adalah suara dari dalam diri yang menggerakkan orang untuk berfikir dan bertingkah laku sesuai dengan aturan yang ada. 
Pengertian Stres
Stres adalah ketegangan tekanan fisik, mental, dan emosional pada seseorang. Perasaan stres pada manusia adalah hasil interaksi antara diri dan lingkungan yang dianggap menekan atau melebihi kapasitas adaptif dan mengancam kesejahteraannya.
Arti Penting Stres.
        Stress merupakan bagian dari pusaran kehidupan yang penting, maka mengelola stres sama dengan mengelola hidup. Mengendalikan stress berarti juga mengendalikan hidup. Salah satu resep penghalau stress yang sudah diyakini keampuhanya yaitu memiliki semangat berbagi kepada semua orang atau lingkungan sekitar.
Efek-efek Stres menurut Hans Selye.
Menurut seorang pelopor penelitian mengenai stres yang dilahirkan di Austria bernama Hans Selye (1974,1983), stres sebenarnya adalah kerusakan yang dialami tubuh akibat berbagai tuntutan yang ditempatkan padanya. Sindrom adaptasi umum (general adaptation syndrome/GAS) adalah konsep yag dikemukakan oleh Selye yang menggambarkan efek umum pada tubuh ketika ada tuntutan yang ditempatkan pada tubuh tersebut. GAS terdiri dari tiga tahap : peringatan, perlawanan, dan kelelahan dan Local Adaptation Syndrome (LAS)
General Adaptation Syndrome (GAS)
1.     Tahap peringkatan (alarm), individu memasuki kondisi shock yang bersifat sementara, suatu masa dimana pertahanan terhadap stres ada di bawah normal.
2.     Tahap perlawanan (resistance)
Dimana pertahanan stres menjadi semakin intensif, dan semua upaya dilakukan untuk melawan stres. Pada tahap pertahanan, tubuh individu dipenuhi oleh hormone stres; tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh dan pernafasan semua meningkat.
3.     Tahap kelelahan (exhausted)
Dimana kerusakan pada tubuh semakin meningkat, orang yang bersangkutan mungkin akan jatuh pingsan di tahap kelelahan ini, dan kerentanan terhadap penyakit akan meningkat.
Local Adaptation Syndrom (LAS)
Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap stress. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya, dll. Responnya berjangka pendek.
Karakteristik dari LAS :
-respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system.
-respon bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk menstimulasikannya.
-respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.
-respon bersifat restorative.
Sebenarnya respon LAS ini banyak kita temui dalam kehidupan kita sehari – hari seperti yang diuraikan dibawah ini :
a. Respon inflamasi
respon ini distimulasi oleh adanya trauma dan infeksi. Respon ini memusatkan diri hanya pada area tubuh yang trauma sehingga penyebaran inflamasi dapat dihambat dan proses penyembuhan dapat berlangsung cepat. Respon inflamasi dibagi kedalam 3 fase :
• fase pertama :
adanya perubahan sel dan system sirkulasi, dimulai dengan penyempitan pembuluh darah ditempat cedera dan secara bersamaan teraktifasinya kini,histamin, sel darah putih. Kinin berperan dalam memperbaiki permeabilitas kapiler sehingga protein, leucosit dan cairan yang lain dapat masuk ketempat yang cedera tersebut.
• Fase kedua :
pelepasan eksudat. Eksudat adalah kombinasi cairan dan sel yang telah mati dan bahan lain yang dihasilkan ditempat cedera.
• Fase ketiga :
Regenerasi jaringan dan terbentuknya jaringan parut.
b. Respon refleks nyeri
respon ini merupakan respon adaptif yang bertujuanmelindungi tubuh dari kerusakan lebih lanjut. Misalnya mengangkat kaki ketika bersentuhan dengan benda tajam.
Faktor Individual dan Sosial yang menjadi Penyebab Stres.
Stressor yaitu keadaan yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga dia terpaksa untuk mengadakan adaptasi untuk menanggulanginya. Jenis-jenis stres juga terbagi menjadi 2 yaitu:
1.     Eustress yaitu hasil dari respon yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif.
2.     Distress yaitu hasil dari respon terhadap sress yang tidak sehat, negative, dan destruktif.
Faktor Individu (pribadi)
Stres juga dapat muncul pada faktor internal/individu baik yang disadari maupun tidak disadari. Konflik ini biasanya dari masalah keluarga, ekonomi, serta kepribadian dan karakter yang melekat pada diri individu. Konflik juga bisa terjadi apabila seseorang individu haris memilih antara dua tujuan atau dua tindakan yang tidak sejalan, sehingga sulit untuk menjatuhkan pilihan. Situasi ini dapat menimbulkan stres.
Factor social (lingkungan)
Stress juga dapat bersumber dari interaksi individu dengan lingkungan sekitar. Perselisihan dalam hubungan dengan orang lain yang saling berbeda tujuan dapat menimbulkan tekanan pada diri individu yang dapat menyebabkan stres. Sebuah lingkungan yang tidak aman, polusi, kebisingan, dan kondisi kehidupan tidak nyaman dapat menghasilkan situasi stress.
Tipe-tipe Stres.
1.     Tekanan
Tekanan itu muncul tidak hanya dalam diri sendiri , bisa jadi dari luar diri, karena biasanya apa yang kita sukai bertentangan dengan apa yang menjadi pandangan orang tua dan ini bisa menjadi salah satu tekanan psikologis terhadap anak yang akan berdampak stress.
2.     Frustasi
Suatu kondisi psikologis yang tidak menyenangkan sebagai akibat terhambatnya seseorang dalam mencapai apa yang di inginkannya .
3.     Konflik
Konflik terjadi apabila ada perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang diantara beberapa orang, kelompok atau organisasi karena memiliki tujuan dan pandangan berbeda dalam upaya mencapai tujuan.
4.     Kecemasan
Kecemasan itu suatu respon atau sinyal menyadarkan seseorang tentang perasaan khawatit, gelisah , dan takut yang sedang ia rasakan. Ini timbul dari emosi seseorang karena merasa tidak nyaman, tidak aman atau merasakan ancaman dan sering kali terjadi tanpa adanya penyebab yang jelas ini karena respon terhadap situasi yang kelihatannya tidak menakutkan atau bisa juga sebagai hasil rekaan.
Pendekatan Problem Solving terhadap Stres.
Proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang cermat dan akurat . Misalnya , kita menghadapi masalah yang membuat kita stres jalan satu-satunya ialah yakin kepada tuhan dan berdoalah maka tuhan pun memberi jalan keluarnya kepada kita .
-          Strategi coping yang spontan mengatasi stres ada dua yaitu :
1.     Strategi Terfokus Masalah yang disebut juga Problem focus coping, yaitu upaya seseorang untuk memfokuskan perhatian pada masalah atau situasi spesifik yang telah terjadi.
2.     Strategi Terfokus Emosi yang disebut juga Emotion focus coping, yaitu upaya untuk memecahkan emosi yang tidak dapat dikendalikan.
Koping (coping) Stres.
Pengertian dan Jenis Coping.
Menurut Lazarus (1996) coping stress adalah upaya kognitif dan tingkah laku untuk mengelola tuntutan internal dan eksternal yang khusus dan konflik diantaranya yang dinilai individu sebagai beban dan melampaui batas kemampuan individu tersebut. Individu akan memberikan reaksi yang berbeda untuk mengatasi stres.
Proses coping terhadap stres memiliki 2 fungsi utama yang terlihat dari bagaimana gaya menghadapi stres, yaitu :
1.     Emotional-Focused Coping
Coping ini bertujuan untuk melakukan kontrol terhadap respon emosional terhadap situasi penyebab stres, baik dalam pendekatan secara behavioral maupun kognitif.
2.     Problem-Focused Coping,
Coping ini bertujuan untuk mengurangi dampak dari situasi stres atau memperbesar sumber daya dan usaha untuk menghadapi stres.
Jenis Coping yang Konstruktif dan Positif.
§  Coping positif merupakan strategi yang dirancang untuk mengubah cara pandang individu terhadap sumber stres.
§  Coping konstruktif merupakan strategi yang dilakukan individu untuk menjauhkan diri dari sumber stress.
Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan.
Menurut Vygotsky seorang psikolog Rusia mengemukakan, setiap anak dapat membina mental mereka melalui lingkungan social. Lingkungan social inilah yang membentuk dasar berpikir, pendapat, keterampilan dan termasuk juga sikap mereka. Pertumbuhan mental mereka sangat dipengaruhi oleh lingkungan social dan juga tingkah laku orang lain.
a. Menjelaskan Konsep Penyesuaian Diri.
            Penyesuaian diri (adjustment) Konsep penyesuaian diri sebagai keadaan mengimplikasikan bahwa individu merupakan keseluruhan yang bisa bersifat well adjusted dan maladjusted. Penyesuaian diri ada yang sebagai tujuan dan penyesuaian diri sebagai proses :
·         Penyesuaian diri sebagai tujuan atau kondisi ideal yang diharapkan tidak mungkin dicapai oleh individu dengan sempurna. Tidak ada individu yang berhasil menyesuaikan diri dalam segala situasi sepanjang waktu karena situasi senantiasa berubah
·         Penyesuaian diri juga merupakan proses yang terus berlangsung dalam kehidupan individu. Situasi dalam kehidupan selalu berubah. Individu mengubah tujuan dalam hidupnya seiring dengan perubahan yang terjadi dilingkungannya.
Jadi penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk menghadapi perubahan agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya.
Factor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri.
·         Penyesuaian diri yang dipengarui oleh hal-hal yang diperoleh dari kelahiran.
·         Penyesuaian diri dan kebutuhan-kebutuhan pribadi.
·         Penyesuaian diri dan pembentukan kabiasaan.
b. Pertumbuhan Personal.
            Pertumbuhan personal adalah perkembangan diri yang berarti pertumbuhan kepribadian yang terus-menerus kearah tujuan kematangan dan prestasi pribadi. Setiap langkah dalam proses pertumbuhan dari masa bayi sampai masa dewasa harus menjadi kemajuan tertentu kearah kematangan yang lebih besar dalam pikiran, emosi, sikap, dan tingkah laku.
Ada beberapa konsep yang berkaitan dengan pertumbuhan personal :
·         Penekanan pertumbuhan diri
Pertumbuhan adalah proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
·         Variasi dalam pertumbuhan
Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau mungkin diluar dirinya.
·         Kondisi-kondisi untuk bertumbuh
Kondisi jasmaniah sepeti pembawa dan struktur atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara intrinsic berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe temperamen (Surya, 1977).
Hubungan Interpersonal
            Hubungan interpersonal sangat penting, bahkan menentukan kesehatan mental seseorang. Jika seseorang tak berhasil mengembangkan hubungan interpersonalnya secara sehat, ia juga akan gagal berkembang menjadi pribadi yang sehat. Bahkan, gagal mencapai cita-cita dan menemukan pasangan hidupnya. Hubungan interpersonal antar pribadi sangat erat kaitannya dengan komunikasi. Dua hal ini tak terpisahkan. Hubungan interpersonal terjalin melalui komunikasi. Dengan kata lain komunikasi merupakan dasar bagi pengembangan hubungan interpersonal. Di sisi lain, keterampilan komunikasi itu sendiri juga ditentukan oleh keterampilan tertentu yang merupakan bagian dari keterampilan hubungan interpersonal.
a. Model-model Hubungan Interpersonal
ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai hubungan interpersonal, yaitu :
·         Model Pertukaran Sosial
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Thibault dan Kelley, dua orang pemuka dari teori ini menyimpulkan model pertukaran social sebagai berikut: “Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya”.
·         Model Peranan
Model peranan menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan perananya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan peranannya.
·         Model Interaksional
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu system. Setiap system memiliki sifat-siafat structural, integratif dan medan.
b. Cara Memulai Hubungan
- pembentukan kesan dan ketertarikan interpersonal dalam memulai hubungan
·         Pembentukan, tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu: informasi demografis, sikap dan pendapat (tentang orang atau objek), rencana yang akan dating, kepribadian, perilaku pada masa lalu,  orang lain, serta hobi dan minat.
·         Peneguhan Hubungan, hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu:
a.  keakraban
b. control
c. respon yang tepat
d. nada emosional yang tepat.
c. Intimacy dan Hubungan Pribadi.
       Keakraban atau keintiman adalah perasaan dalam suatu hubungan yang meningkatkan kedekatan, keterikatan, dan keterkaitan atau dengan kata lain intimacy mengandung pengertian sebagai elemen afeksi yang mendorong individu untuk selalu melakukan kedekatan emosional dengan orang yang dicintainya. Pasangan yang memiliki intimacy yang tinggi akan sangat memperhatikan kesejahteraan. Kedua pihak saling memperhatikan kebutuhan yang lain dan meletakkan kebutuhan pasangan sebagai prioritas utama, termasuk kerelaan untuk berkorban secara pribadi demi terciptanya hubungan yang baik.
d. Intimacy dan Pertumbuhan.
Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain. Factor-factor yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikan. Factor kedua yang menumbuhkan sikap percaya pada diri orang lain. Kejujuran, factor ketiga yang menumbuhkan sikap percaya sikap yang mengurangi sikap defensive dalam komunikasi amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Idealnya hubungan intim membantu kedua pasangan tumbuh lebih baik. Kasih sayang dan kepercayaan antara mereka memberikan suasana aman dimana keduanya dapat berbagi dan menegaskan diri mereka masing-masing.
Cinta dan Perkawinan.
Deskripsi Cinta dan Perkawinan.
            Cinta yang abadi dan paling utama adalah cinta kepada sang pencipta Allah SWT  dan cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Kemudian cinta juga kita berikan kepada orang tua dan saudara semuslim. Banyak sekali orang mengartikan apa itu cinta ? tetapi menurut Ibnul Qayyim al-Jauziyah (1996: 4), mahabbah (cinta) adalah luapan hati dan gejolak saat dirundung keinginan untuk bertemu sang kekasih.
Perkawinan adalah salah satu bentuk ibadah yang kesuciannya perlu dijaga oleh kedua belah pihak baik suami maupun istri. Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia sejahtera dan kekal selamanya. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena menikah / kawin adalah sesuatu yang sakral dan dapat menentukan jalan hidup seseorang.
Bagaimana Memilih Pasangan.
Memilih pasangan hidup yang baik memang ditentukan oleh cara pandang dan perilaku seseorang dalam kehidupannya. Cara pandang tentang kehidupan yakni agama menjadi salah satu tolak ukur seseorang dalam menentukan pasangan.
Berbicara tentang pemilihan pasangan (jodoh), Berikut terdapat beberapa kriteria dalam memilih calon pasangan hidup, khususnya yang beragama Islam yaitu :
1. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya. maksudnya ini adalah criteria yang paling utama dari criteria yang lainnya).
2.  Al Kafa’ah/sekufu. Maksudnya sebanding dalam hal kedudukan, agama, nasabnya.
3. Menyenangkan jika dipandang. Maksudnya Rasulullah SAW membolehkan kita untuk menjadikan factor fisik sebagai salah satu criteria memilih pasangan.
4. Subur (mampu menghasilkan keturunan). Maksudnya untuk meneruskan keturunan dan memperbanyak jumlah kaum muslimin dan memperkuat izzah (kemuliaan) kaum muslimin.
Seluk-beluk Hubungan dalam Perkawinan.
Seluk beluk perkawinan sebagai unit social kecil yang merupakan landasan terbentuknya masyarakat yang lebih luas. Berbagai masalah senantiasa dihadapi oleh setiap perkawinan. Masalah diseputar perkawinan atau kehidupan berkeluarga antara lain:
·         Kesulitan ekonomi keluarga yang kurang tercukupi.
·         Perbedaan watak.
·         Temperamen dan perbedaan kepribadian yang sangat tajam antara  suami dan istri.
·         Ketidakpuasan dalam hubungan seks.
·         Kejenuhan rutinitas.
·         Hubungan antara keluarga besar yang kurang baik.
·         Adanya istilah WIL (wanita idaman lain) atau PIL (pria idaman lain).
·         Masalah harta warisan.
·         Menurunnya perhatian kedua belah pihak.
·         Domonasi dan intervensi orang tua atau mertua.
·         Kesalahpahaman antara kedua belah pihak.
Penyesuaian dan Pertumbuhan dalam Perkawinan.
Penyesuaian Perkawinan adalah dua orang memasuki tahap perkawinan dan mulai membiasakan diri dengan situasi baru sebagai suami istri yang saling menyesuaikan dengan kepribadian, lingkungan, kehidupan keluarga, dan saling mengakomodasikan kebutuhan, keinginan dan harapan.
Hurlock (1990) mengatakan bahwa terdapat lima criteria kaberhasilan dalam penyesuaian perkawinan, yaitu :
1. Kebahagiaan suami istri. Suami istri yang bahagia yang memperolaeh kebahagiaan bersama akan membuahkan kepuasan yang diperoleh dari peran yang mereka mainkan bersama
2. Kemampuan untuk memperoleh kepuasan dari perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat diantara anggota keluarga yang tidak dapat dielekkan, biasanya berakhir dengan salah satu dari tiga kemungkinan yaitu adanya ketegangan tanpa pemecahan, salah satu mengalah demi perdamaian atau masing-masing keluarga mencoba untuk saling mengerti pandangan orang lain.
3. Kebersamaan. Jika penyesuaian perkawinan dapat berhasil, maka keluarga dapat menikmati waktu yang digunakan untuk berkumpul barsama.
4. Penyesuaian yang baik dalam masalah keuangan. Dalam keluarga pada umumnya salah satu sumber perselisihan dan kejengkelan adalah sekitar masalah keuangan.
5. Penyesuaian yang baik dari pihak keluarga. Apabila suami istri mempunyai hubungan yang baik dengan pihak keluarga pasangan, khususnya mertua, ipar laki-laki dan ipar perempuan. Kecil kemungkinannya untuk terjadi percekcokan dan ketegangan hubungan dengan mereka.
Perceraian dan Pernikahan kembali.
Setiap pasangan yang telah menikah pasti memiliki perjanjian dan kontrak, maka pihak yang terkait dengan perjanjian atau kontrak perjanjian tersebut berjanji akan membina rumah tangga yang bahagia lahir batin dengan melahirkan anak-cucu yang meneruskan cita-cita mereka. Bila ikatan lahir dan batin tidak lagi dapat diwujudkan dalam pernikahan misalnya tidak lagi dapat melakukan hubungan seksual, atau tidak dapat melahirkan keturunan, atau masing-masing sudah mempunyai tujuan yang berbeda, maka perjanjian dapat dibatalkan melalui pemutusan pernikahan (perceraian). Setelah perceraian terjadi biasanya banyak orang yang trauma dengan pernikahan sehingga takut untuk berhubungan lagi dengan lawan jenis, tetapi ada juga orang yang langsung membuka diri dan menemukan kecocokan dengan pasangannya yang akhirnya menikah kembali melalui pernikahan kembali setelah terjadi perceraian.
Single Life.
Manusia sebagai makhluk social tidak akan pernah lepas dari hubungannya dengan orang lain. Sebagai makhluk social kita memerlukan hubungan interpersonal secara mendalam dengan seseorang sehingga dapat memiliki arti tersendiri di dalam hidupnya. Hubungan yang demikian akan meningkat terus sehingga sampai pada suatu perkawinan. Namun demikian, ternyata tidak semua orang dewasa menikah. Hidup melajang dan membujang banyak terjadi disekitar kita. Mereka memilih jalan hidup sendiri, bukanlah suatu hal tanpa masalah sehingga dapat dengan mudah dijalankan oleh seseorang. Mereka yang menjalani kehidupan tersebut harus berani mengambil resiko dari segal permasalahan yang akan timbul nantinya. Padahal agama juga menjelaskan bahwa telah dianjurkan kepada seseorang jika telah memasuki usia menikah, sudah mampu memberikan kebutuhan lahir dan batin maka segeralah untuk menikah karena dengan menikah maka agama seseorang akan sempurna dan merupakan ibadah kepada Allah SWT.  Dan sebenarnya kita diciptakan Allah SWT sudah berpasang-pasangan dan akan lebih baik jika dipersatukan dan disahkan dalam ikatan pernikahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar