Sabtu, 05 Mei 2012

METODE ILMIAH


Metode ilmiah berawal dari rasa ingin tahu akan segala pengetahuan metode (cara) menganalisis data atau fakta-fakta yang kita dapat secara sistematis sehingga menghasilkan hipotesis / kesimpulan sementar.

Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

 
Karakteristik metode ilmiah :
1. Berdasarkan fakta
2. Bebas dari prasangka
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa
4. Menggunakan hipotesa
5. Menggunakan ukuran objektif
6. Menggunakan teknik kuantifikasi

 
Langkah-langkah atau tahapan-tahapan metode ilmiah :
1. Merumuskan masalah. Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan.
2. Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada pemecahan masalah. Sering disebut juga mengkaji teori atau kajian pustaka.
3. Menyusun hipotesis.
4. Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
5. Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistik untuk menghasilkan kesimpulan.
6. Menguji kesimpulan.
7. Menulis laporan Ilmiah.

PENALARAN


Penalaran adalah proses berfikir manusia untuk menghubungkan data dan fakta yang akan dinalarkan atau untuk menghasilkan sebuah konsep dan pengertian. Data yang digunakan dalam penalaran harus menggunakan kalimat pernyataan (proposisi). Pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi yang sejenis, bardasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimplkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalampenalaran proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (anteseden) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Klasifikasi proposisi :
1.     proposisi brdasarkan bentuknya.
2.     proposisi berdasarkan sifatnya.
3.     proposisi berdasarkan kualitasnya.
4.   proposisi berdasarkan kuantitasnya
 
Ciri-ciri Penalaran :
  1. Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis ).
  2. Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.
 
Penalaran deduktif  : berproses yang sifatnya umum-khusus.
  1. secara langsung. 1 premis, 1 kesimpulan
  2. secara tidak langsung. minimal 2 proposisi/premis
 
Penalaran induktif  : khusus ke umum, premis harus bersifat khusus.
  1. generalisasi : proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
  2. anlogi : perbandingan, membandingkan, proses pengambilan kesimpulan dari hasil perbandingan hal yang sama.
 
 3. kausal : penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
    1. sebab-akibat.
    2. Akibat sebab.
    3. Akibat-akibat.
KONSEP DAN SIMBOL DALAM PENALARAN

 Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
 Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
 
 
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran

 
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.



  • Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
  • Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.