Rangkuman
KONSEP SEHAT
konsep sehat adalah konsep yang timbul dari kita sendiri
secara sadar mengenai berbagai upaya untuk mendapatkan status sehat bagi tubuh
kita. Pemahaman konsep sehat
ini juga bisa diartikan sebagai keseimbangan, keserasian, keharmonisa antara
faktor pikiran (akal), jiwa (mental/spiritual), dan raga (fisik, lahiriah).
Jika ketiga faktor ini terintegrasi secara seimbang dan berimbang, kita telah
dapat memahami konsep sehat secara utuh. Konsep sehat inilah yang akan menuntun
kita pada pola atau tata laku sehari-hari yang sehat.
SEJARAH
PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL.
secara umum historis kajian kesehatan mental terbagi
dalam dua periode yaitu periode pra-ilmiah dan periode ilmiah (langgulung,
1986: 23).
- Periode Pra-Ilmiah
Sejak zaman dahulu sikap terhadap gangguan kepribadian
atau mental telah muncul dalam konsep primitif animeisme, ada kepercayaan bahwa
dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa. Orang yunani
percaya bahwa gangguan mental terjadi karena dewa marah dan membawa pergi
jiwanya. Perubahan sikap terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman
Hipocrates (460-467). Dia dan pengikutnya mengembangkan pandangan revolusioner
dalam pengobatan, yaitu dengan menggunakan pendekatan naturalisme, suatu aliran
yang berpendapat bahwa gangguan mental atau fisik itu merupakan akibat dari
alam. Dalam perkembangan selanjutnya, pendekatan naturalistik ini tidak
dipergunakan lagi di kalangan orang-orang kristen. Seorang dokter perancis,
philipe pinel (1745-1826) menggunakan filsafat politik dan sosial untuk
memecahkan problem penyakit mental.
- Era Ilmiah (Modern)
Perubahan yang sangat berarti dalam sikap dan era
pengobatan gangguan mental, yaitu dari animisme (irrasional) dan tradisional ke sikap dan cara yang rasional (ilmiah), terjadi pada saat
berkembangnya psikologi abnormal dan
psikiatri di Amerika Serikat pada tahun 1873. perkembangan psikologi abnormal
dan psikiatri ini memberikan pengaruh kepada lahirnya mental hygiene yang berkembang menjadi suatu body of knowledge berikut gerakan-gerakan yang terorganisir.
Perkembangan kesehatan mental dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran, dan
inspirasi para ahli, dua tokoh perintis, yaitu Dorothea Lynde Dix dan Clifford
Whittingham Beers. Pada tahun 1909, gerakan kesehatan mental secara formal mulai
muncul. Selama dekade 1900-1909 beberapa organisasi kesehatan mental telah
didirikan, seperti American Social Hygiene Association (ASHA), dan American
Federation For Sex Hygiene. Perkembangan gerakan-gerakan di bidang kesehatan
mental tidak lepas dari jasa Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Bahkan
karena jasanya itulah dia dinobatkan sebagai “The Founder of The Mental Hygiene
Movement”. Pada tahun 1908 dia mempublikasikan sebuah tulisan otobiografinya
sebagai mantan penderita gangguan mental yang berjudul A Mind That Found
Itself. Berrs meyakini bahwa penyakit mental dapat dicegah dan disembuhkan.
Selanjutnya dia merancang suatu program yang bersifat nasional yang bertujuan
untuk :
1. mereformasi program
perwatan dan pengobatan terhadap orang-orang pengidap penyakit jiwa
2. melakukan penyebaran
informasi kepada masyarakat agar mereka memiliki pemahaman dan sikap yang
positif terhadap para pasienyang mengidap gangguan mental.
3. mendorong dilakukanya
berbagai penelitian tentang kasu-kasus dan pengobatan gangguan mental.
4. mengembangkan praktek-praktek untuk mencegah gangguan
mental.
Pada tahun 1908 sebuah organisasi pertama didirikan,
dengan nama Connectievt Society For Mental Hygiene. Pada tahun 1909 didirikan
National Commitye Siciety For Mental Hygiene. Pada tahun 1950 organisasi
kesehatan mental terus bertambanh, yaitu dengan berdirinya National Association
for Mental Health. Pada tahun 1075 gerakan kesehatan mentah terus berkembang di
Amerika Serikat lebih dari seribu tempat perkumpulan kesehatan mental. Di
belahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui World Federation for
Mental Health dan World Health Organization.
PENDEKATAN
KESEHATAN MENTAL
Orientasi
Klasik.
Orientasi
klasik ini umumnya digunakan untuk orang yang mengalami gangguan mental. Dalam ilmu psikiatri jika seorang individu dapat
menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya dan tidak mempunyai keluhan seperti,
ketegangan, rasa lelah, cemas, dan rendah diri maka dia dikatakan sehat
Sebaliknya jika individu tidak dapat menyesuaikan dirinya dalam lingkungan maka
individu tersebut akan merasakan perasaan cemas, takut, keputusasaan yang akan
berpengaruh terhadap kesehatan mentalnya sehingga individu tersebut akan
mengalami ganguan-gangguan mantal dan kejiwaan.
Orientasi
penyesuaian diri
Orientasi penyesuaian diri dalam ilmu kesehatan mental
mengacu pada kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan diri
sendiri, lingkungan, budaya serta norma sosial.
Orientasi
pengembangan potensi.
Orientasi
pengembangan potensi dalam ilmu kesehatan mental yaitu orang-orang yang sehat
jiwanya dapat menciptakan diri mereka dengan menghasilkan potensi-potensi yang
baik yang dapat bermanfaat bagi dirinya dan orang lain serta dapat mengembangkan potensialitasnya menjadi kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang lain dan
dirinya sendiri
TEORI
KEPRIBADIAN SEHAT
Aliran
Psikoanalisa.
Orang
yang pertama kali berusaha merumuskan psikologi manusia dengan memperhatikan
struktur jiwa manusia adalah Sigmund Freud. Menurut Freud, perilaku manusia merupakan hasil interaksi
tiga sub sistem dalam kepribadian manusia yang disebutnya id, ego, dan superego.
Aliran
behavioristik.
Behavioristik lahir sebagai reaksi terhadap introspeksi
(menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif).
Behavioristik hanya ingin menganalisis perilaku yang nampak saja, yang dapat
diukur, dilukiskan, dan diramakan. Aliran behaviorisme (behaviorist) menaruh
perhatian pada peranan penghargaan (reward) maupun hukuman (punishment) dalam
mempertahankan atau mengurangi kecenderungan munculnya perilaku tersebut. Para
penganut aliran behaviorisme ini tidak melibatkan pikiran atau kondisi mental
untuk menjelaskan perilaku. Mereka memilih berpegang teguh pada hal yang dapat
diobservasi dan diukur secara langsung, yakni berbagai tindakan dan peristiwa
yang muncul dalam lingkungan tertentu.
Aliran
Humanistik
Menurut
aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan
potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan
pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk
belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan
respon individu yang bersifat pasif.
PENYESUAIAN
DIRI DAN PERTUMBUHAN.
Penyesuaian diri adalah suatu proses yang melibatkan
respon-respon mental dan tingkah laku yang menyebabkan individu berusaha
menanggulangi kebutuhan, ketegangan, frustasi, dan konflik batin serta
menyelaraskan tuntutan batin yang dikenakan kepadanya oleh dunia dimana dia
hidup. Penyesuaian diri yang baik adalah dimana orang dapat menyesuaikan
dirinya di lingkungan sekitar dan memiliki respon-respon yang matang efisien,
memuaskan, dan sehat.
Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel
di seluruh tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Banyak kualitas yang
penyesuaian diri yang baik mengandung implikasi-implikasi yang khas bagi
pertumbuhan pribadi. Ide ini terkandung dalam kriteria perkembangan diri yang
berarti pertumbuhan kepribadian yang terus menerus ke arah tujuan kematangan
dan prestasi pribadi.
PERTUMBUHAN
PERSONAL
Manusia merupakan makhluk individu yang bertingkah laku
spesifik dan menggambarkan dirinya sendiri bukan bertingkah laku seperti orang
lain. Jadi individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki
peranan-peranan yang khas dalam lingkup sosial, tetapi mempunyai kekhasan
tersendiri yang spesifik terhadap dirinya sendiri. Kepribadian individu tidak
langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan dengan proses yang sangat
panjang. Setiap individu pasti mengalami pembentukan karakter atau kepribadian.
Dan hal tersebut membutuhkan proses yang sangat panjang dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan kepribadiannya. Ada faktor genetik dan faktor eksternal/lingkungan, yaitu :
- faktor genetik atau keturunan
bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan,
menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut,
pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti
temperamen.
- faktor eksternal atau lingkungan
faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan
tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik maka akan dapat terhambat
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT.
§ Teori
Kepribadian Matang menurut Allport.
Kriteria Kepribadian yang
matang menurut Allport.
1.
Perluasan Perasaan Diri.
Allport
menamakan hal ini “partisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa
suasana yang penting dari usaha manusia”. Semakin seseorang terlibat sepenuhnya
dengan berbagai aktivitas, maka semakin juga dia akan sehat secara psikologis.
2.
Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain.
Orang
yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap
orang tua, anak, partner, teman akrab. Sedangkan orang yang neurotis harus
menerima cinta jauh lebih banyak daripada kemampuan mereka untuk memberinya.
3.
Keamanan Emosional.
Kepribadian
yang sehat mampu menerima emosi-emosi manusia dan mengontrol emosi mereka
sehingga emosi-emosi tidak mengganggu aktivitas antarpribadi.
4.
Persepsi Realitas.
Orang
yang sehat memandang dunia secara objektif.
5.
Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugasya
Pemahaman Diri.
Allport
menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri sendiri di
dalamnya. Tidak cukup hanya memilki keterampilan yang relevan tetapi kita harus
menggunakan keterampilan secara ikhlas dan malibatkan/menempatkan diri
sepenuhnya dalam pekerjaan.
6.
Pemahaman Diri.
Allport
mengemukakan bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik akan lebih
cerdas daripada orang yang memiliki wawasan yang kurang baik.
7.
Filsafat Hidup yang Mempersatukan.
Orang
yang sehat dan matang lebih melihat ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana
jangka panjang. Allport menyebut dorongan yang mempersatukan ini “arah”
(directness). Allport menekankan bahwa nilai-nilai (bersama dengan tujuan)
adalah sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang
mempersatukan.
§ Perkembangan
Kepribadian Rogers
Konsep
diri (self concept) menurut Rogers adalah bagian sadar dari ruang fenomenal
yang disadari dan disimbolisasikan, dimana “aku“ merupakan pusat referensi
setiap pengalaman. Self concept adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai
pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku.
Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal,
yaitu:
1.
Incongruence Incongruence adalah ketidakcocokan
antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan
kekacauan batin.
2.
Congruence Congruence berarti situasi dimana
pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh,
integral, dan sejati.
§ Hierarki
kebutuhan manusia hingga mencapai tingkat aktualisasi diri.
Maslow mengembangkan gagasan ini lebih lanjut dan
dikenal dengan sebutan hierarki kebutuhan. Dia menempatkan lima lapisan
kebutuhan yang lebih luas, yaitu:
1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan
paling mendasar dari setiap manusia adalah kebutuhan fisiologi, termasuk di
dalamnya adalah makanan, air, oksige, mempertahankan suhu yubuh, dan lain
sebagainya.
2. Kebutuhan Rasa Aman
Ketika
orang telah memenuhi kebutuhan fisiologis mereka, mereka menjadi termotivasi
dengan kebutuhan akan keamanan, yang termasuk di dalamnya adalah keamanan fisik,
stabilitas, ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan dari kekuatan-kekuatan
yang mengancam.
3. Kebutuhan Cinta dan Keberadaan
Dalam
kehidupan sehari-hari, kebutuhan ini dapat berbentuk keinginan untuk menikah,
memiliki keluarga, menjadi bagian dari satu kelompok atau masyarakat.
4. Kebutuhan Penghargaan
Setelah
orang-orang memenuhi kebutuhan akan cinta dan keberadaan, mereka bebas untuk
mengejar kebutuhan akan penghargaaan, yang mencakup penghormatan diri,
kepercayaan diri, kemampuan, dan pengetahuan yang orang lain hargai tinggi.
5. Kebutuhan akan Aktualis akatulisasi Diri
Ketika
kebutuhan di level rendah terpenuhi, orang secara otomatis beranjak ke level
berikutnya. Kebutuhan akan aktualisasi diri mencakup pemenuhan diri, sadar akan
semua potensi diri, dan keinginan untuk menjadi sekreatif mungkin (Malow,
1970).
§ Ciri-ciri
kepribadian sehat Erich Fromm.
Orang-orang yang sehat memuaskan
kebutuhan psikologis secara kreatif dan produktif.
Fromm mengemukakan lima kebutuhan
yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan.
1.
Hubungan
manusia
harus menciptakan hubungan-hubungan mereka sendiri yang didasarkan cinta produktif.
2.
Transedensi
Kebutuhan
orang untuk menjadi orang yang kreatif dan bukan hanya menjadi makhluk belaka.
Apabila dorongan-dorongan kreatif terhambat maka orang menjadi perusak.
3.
Berakar
Manusia
mendambakan akar-akar alamiah; mereka ingin menjadi bagian integral dunia,
merasakan bahwa mereka memilikinya.
4.
Perasaan Identitas
Orang
ingin memiliki suatu perasaan identitas pribadi, menjadi seorang individu yang
unik. Apabila orang tidak bisa mencapai tujuan ini melalui usaha kreatifnya
sendiri, ia bisa mendapatkan dengan menidentifikasikan diri dengan orang atau
kelompok lain.
5.
Kerangka Orientasi
Manusia
perlu memiliki suatu kerangka acuan, yakni suatu cara yang stabil dan konsisten
dalam memandang dan memahami dunia.
Manusia dapat memperoleh sesuatu melalui
keempat orientasi non produktif yaitu:
1. Tipe Reseptif
(mengharapkan dukungan dari pihak luar)
2. Tipe Eksploitasi
(memaksa orang lain untuk mengikuti keinginannya)
3. Tipe Penimbunan (suka
mengumpulkan dan menimbun barang suatu materi)
4. Tipe Pemasaran (suka
menawarkan dan menjual barang)
Tipe kepribadian sehat menurut Fromm
Setelah memahami definisi kepribadian, faktor
kuat yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian, tingkah laku irasionalitas
manusia, hakikat manusia, dan kebutuhan yang dimilikinya. Kita perlu juga
memahami tipe kepribadian sehat menurut Fromm, yaitu:
1.
Cinta yang Produktif, adalah suatu hubungan
manusia yang bebas dan setara, dimana masing-masing orang dapat mempertahankan
individualitasnya. Cinta yang produktif mencakup empat sifat, yaitu perhatian,
tanggung jawab, respek, dan pengetahuan akan diri orang lain.
2.
Pikiran yang Produktif, adalah pikiran yang
meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas.
3.
Kebahagiaan, adalah hasil yang menyertai seluruh
kegiatan produktif.
4.
Suara Hati, adalah suara dari dalam diri yang
menggerakkan orang untuk berfikir dan bertingkah laku sesuai dengan aturan yang
ada.
Pengertian
Stres
Stres adalah ketegangan
tekanan fisik, mental, dan emosional pada seseorang. Perasaan stres pada
manusia adalah hasil interaksi antara diri dan lingkungan yang dianggap menekan
atau melebihi kapasitas adaptif dan mengancam kesejahteraannya.
Arti
Penting Stres.
Stress merupakan bagian dari
pusaran kehidupan yang penting, maka mengelola stres sama dengan mengelola
hidup. Mengendalikan stress berarti juga mengendalikan hidup. Salah satu resep
penghalau stress yang sudah diyakini keampuhanya yaitu memiliki semangat
berbagi kepada semua orang atau lingkungan sekitar.
Efek-efek
Stres menurut Hans Selye.
Menurut seorang pelopor
penelitian mengenai stres yang dilahirkan di Austria bernama Hans Selye
(1974,1983), stres sebenarnya adalah kerusakan yang dialami tubuh akibat
berbagai tuntutan yang ditempatkan padanya. Sindrom adaptasi umum (general
adaptation syndrome/GAS) adalah konsep yag dikemukakan oleh Selye yang
menggambarkan efek umum pada tubuh ketika ada tuntutan yang ditempatkan pada
tubuh tersebut. GAS terdiri dari tiga tahap : peringatan, perlawanan, dan
kelelahan dan Local Adaptation Syndrome (LAS)
General Adaptation Syndrome
(GAS)
1.
Tahap peringkatan (alarm), individu memasuki
kondisi shock yang bersifat
sementara, suatu masa dimana pertahanan terhadap stres ada di bawah normal.
2.
Tahap perlawanan (resistance)
Dimana
pertahanan stres menjadi semakin intensif, dan semua upaya dilakukan untuk
melawan stres. Pada tahap pertahanan, tubuh individu dipenuhi oleh hormone
stres; tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh dan pernafasan semua meningkat.
3.
Tahap kelelahan (exhausted)
Dimana
kerusakan pada tubuh semakin meningkat, orang yang bersangkutan mungkin akan
jatuh pingsan di tahap kelelahan ini, dan kerentanan terhadap penyakit akan
meningkat.
Local Adaptation Syndrom
(LAS)
Tubuh menghasilkan banyak
respons setempat terhadap stress. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah
dan penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya, dll. Responnya berjangka
pendek.
Karakteristik dari LAS :
-respon yang terjadi hanya setempat dan tidak
melibatkan semua system.
-respon bersifat adaptif;
diperlukan stressor untuk menstimulasikannya.
-respon bersifat jangka
pendek dan tidak terus menerus.
-respon bersifat
restorative.
Sebenarnya respon LAS ini
banyak kita temui dalam kehidupan kita sehari – hari seperti yang diuraikan
dibawah ini :
a. Respon inflamasi
respon
ini distimulasi oleh adanya trauma dan infeksi. Respon ini memusatkan diri
hanya pada area tubuh yang trauma sehingga penyebaran inflamasi dapat dihambat
dan proses penyembuhan dapat berlangsung cepat. Respon inflamasi dibagi kedalam
3 fase :
• fase pertama :
adanya perubahan sel dan system
sirkulasi, dimulai dengan penyempitan pembuluh darah ditempat cedera dan secara
bersamaan teraktifasinya kini,histamin, sel darah putih. Kinin berperan dalam
memperbaiki permeabilitas kapiler sehingga protein, leucosit dan cairan yang
lain dapat masuk ketempat yang cedera tersebut.
• Fase kedua :
pelepasan eksudat. Eksudat adalah
kombinasi cairan dan sel yang telah mati dan bahan lain yang dihasilkan
ditempat cedera.
• Fase ketiga :
Regenerasi jaringan dan
terbentuknya jaringan parut.
b. Respon
refleks nyeri
respon ini merupakan respon adaptif yang bertujuanmelindungi
tubuh dari kerusakan lebih lanjut. Misalnya mengangkat kaki ketika bersentuhan
dengan benda tajam.
Faktor
Individual dan Sosial yang menjadi Penyebab Stres.
Stressor yaitu keadaan
yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga dia terpaksa
untuk mengadakan adaptasi untuk menanggulanginya. Jenis-jenis stres juga
terbagi menjadi 2 yaitu:
1.
Eustress yaitu hasil dari respon yang bersifat
sehat, positif, dan konstruktif.
2.
Distress yaitu hasil dari respon terhadap sress
yang tidak sehat, negative, dan destruktif.
Faktor Individu (pribadi)
Stres
juga dapat muncul pada faktor internal/individu baik yang disadari maupun tidak
disadari. Konflik ini biasanya dari masalah keluarga, ekonomi, serta
kepribadian dan karakter yang melekat pada diri individu. Konflik juga bisa
terjadi apabila seseorang individu haris memilih antara dua tujuan atau dua
tindakan yang tidak sejalan, sehingga sulit untuk menjatuhkan pilihan. Situasi
ini dapat menimbulkan stres.
Factor social (lingkungan)
Stress
juga dapat bersumber dari interaksi individu dengan lingkungan sekitar.
Perselisihan dalam hubungan dengan orang lain yang saling berbeda tujuan dapat
menimbulkan tekanan pada diri individu yang dapat menyebabkan stres. Sebuah
lingkungan yang tidak aman, polusi, kebisingan, dan kondisi kehidupan tidak
nyaman dapat menghasilkan situasi stress.
Tipe-tipe
Stres.
1.
Tekanan
Tekanan
itu muncul tidak hanya dalam diri sendiri , bisa jadi dari luar diri, karena
biasanya apa yang kita sukai bertentangan dengan apa yang menjadi pandangan
orang tua dan ini bisa menjadi salah satu tekanan psikologis terhadap anak yang
akan berdampak stress.
2.
Frustasi
Suatu
kondisi psikologis yang tidak menyenangkan sebagai akibat terhambatnya seseorang
dalam mencapai apa yang di inginkannya .
3.
Konflik
Konflik
terjadi apabila ada perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang diantara
beberapa orang, kelompok atau organisasi karena memiliki tujuan dan pandangan
berbeda dalam upaya mencapai tujuan.
4.
Kecemasan
Kecemasan
itu suatu respon atau sinyal menyadarkan seseorang tentang perasaan khawatit,
gelisah , dan takut yang sedang ia rasakan. Ini timbul dari emosi seseorang
karena merasa tidak nyaman, tidak aman atau merasakan ancaman dan sering kali
terjadi tanpa adanya penyebab yang jelas ini karena respon terhadap situasi
yang kelihatannya tidak menakutkan atau bisa juga sebagai hasil rekaan.
Pendekatan
Problem Solving terhadap Stres.
Proses mental dan
intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan
informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang cermat dan akurat
. Misalnya , kita menghadapi masalah yang membuat kita stres jalan satu-satunya
ialah yakin kepada tuhan dan berdoalah maka tuhan pun memberi jalan keluarnya
kepada kita .
-
Strategi coping yang spontan mengatasi stres ada
dua yaitu :
1.
Strategi Terfokus Masalah yang disebut juga Problem focus coping, yaitu upaya
seseorang untuk memfokuskan perhatian pada masalah atau situasi spesifik yang
telah terjadi.
2.
Strategi Terfokus Emosi yang disebut juga Emotion focus coping, yaitu upaya untuk
memecahkan emosi yang tidak dapat dikendalikan.
Koping
(coping) Stres.
Pengertian
dan Jenis Coping.
Menurut Lazarus (1996)
coping stress adalah upaya kognitif dan tingkah laku untuk mengelola tuntutan
internal dan eksternal yang khusus dan konflik diantaranya yang dinilai
individu sebagai beban dan melampaui batas kemampuan individu tersebut.
Individu akan memberikan reaksi yang berbeda untuk mengatasi stres.
Proses coping terhadap stres memiliki 2
fungsi utama yang terlihat dari bagaimana gaya menghadapi stres, yaitu :
1.
Emotional-Focused Coping
Coping ini bertujuan untuk melakukan kontrol terhadap respon
emosional terhadap situasi penyebab stres, baik dalam pendekatan secara behavioral
maupun kognitif.
2.
Problem-Focused Coping,
Coping ini bertujuan untuk mengurangi dampak dari situasi
stres atau memperbesar sumber daya dan usaha untuk menghadapi stres.
Jenis
Coping yang Konstruktif dan Positif.
§ Coping
positif merupakan strategi yang dirancang untuk mengubah cara pandang individu
terhadap sumber stres.
§ Coping
konstruktif merupakan strategi yang dilakukan individu untuk menjauhkan diri
dari sumber stress.
Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan.
Menurut
Vygotsky seorang psikolog Rusia mengemukakan, setiap anak dapat membina mental
mereka melalui lingkungan social. Lingkungan social inilah yang membentuk dasar
berpikir, pendapat, keterampilan dan termasuk juga sikap mereka. Pertumbuhan
mental mereka sangat dipengaruhi oleh lingkungan social dan juga tingkah laku
orang lain.
a. Menjelaskan Konsep Penyesuaian Diri.
Penyesuaian diri (adjustment) Konsep penyesuaian diri
sebagai keadaan mengimplikasikan bahwa individu merupakan keseluruhan yang bisa
bersifat well adjusted dan maladjusted. Penyesuaian diri ada yang
sebagai tujuan dan penyesuaian diri sebagai proses :
·
Penyesuaian diri sebagai tujuan atau kondisi ideal
yang diharapkan tidak mungkin dicapai oleh individu dengan sempurna. Tidak ada
individu yang berhasil menyesuaikan diri dalam segala situasi sepanjang waktu
karena situasi senantiasa berubah
·
Penyesuaian diri juga merupakan proses yang terus
berlangsung dalam kehidupan individu. Situasi dalam kehidupan selalu berubah.
Individu mengubah tujuan dalam hidupnya seiring dengan perubahan yang terjadi
dilingkungannya.
Jadi
penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk menghadapi
perubahan agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan
lingkungannya.
Factor-faktor
yang mempengaruhi penyesuaian diri.
·
Penyesuaian diri yang dipengarui oleh hal-hal yang
diperoleh dari kelahiran.
·
Penyesuaian diri dan kebutuhan-kebutuhan pribadi.
·
Penyesuaian diri dan pembentukan kabiasaan.
b. Pertumbuhan Personal.
Pertumbuhan personal adalah
perkembangan diri yang berarti pertumbuhan kepribadian yang terus-menerus
kearah tujuan kematangan dan prestasi pribadi. Setiap langkah dalam proses
pertumbuhan dari masa bayi sampai masa dewasa harus menjadi kemajuan tertentu
kearah kematangan yang lebih besar dalam pikiran, emosi, sikap, dan tingkah
laku.
Ada
beberapa konsep yang berkaitan dengan pertumbuhan personal :
·
Penekanan pertumbuhan diri
Pertumbuhan
adalah proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan
jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan.
Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut
peningkatan ukuran dan struktur biologis.
·
Variasi dalam pertumbuhan
Tidak
selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena
kadang-kadang ada rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan
penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau
mungkin diluar dirinya.
·
Kondisi-kondisi untuk bertumbuh
Kondisi
jasmaniah sepeti pembawa dan struktur atau konstitusi fisik dan temperamen
sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara intrinsic
berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa
terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe temperamen
(Surya, 1977).
Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal sangat
penting, bahkan menentukan kesehatan mental seseorang. Jika seseorang tak
berhasil mengembangkan hubungan interpersonalnya secara sehat, ia juga akan
gagal berkembang menjadi pribadi yang sehat. Bahkan, gagal mencapai cita-cita
dan menemukan pasangan hidupnya. Hubungan interpersonal antar pribadi sangat
erat kaitannya dengan komunikasi. Dua hal ini tak terpisahkan. Hubungan
interpersonal terjalin melalui komunikasi. Dengan kata lain komunikasi
merupakan dasar bagi pengembangan hubungan interpersonal. Di sisi lain,
keterampilan komunikasi itu sendiri juga ditentukan oleh keterampilan tertentu
yang merupakan bagian dari keterampilan hubungan interpersonal.
a. Model-model Hubungan Interpersonal
ada
beberapa teori yang menjelaskan mengenai hubungan interpersonal, yaitu :
·
Model Pertukaran Sosial
Model ini
memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang
berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhannya. Thibault dan Kelley, dua orang pemuka dari teori ini
menyimpulkan model pertukaran social sebagai berikut: “Asumsi dasar yang
mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela
memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup
memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya”.
·
Model Peranan
Model
peranan menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini
setiap orang harus memerankan perananya sesuai dengan naskah yang telah dibuat
oleh masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu
bertindak sesuai dengan peranannya.
·
Model Interaksional
Model ini
memandang hubungan interpersonal sebagai suatu system. Setiap system memiliki
sifat-siafat structural, integratif dan medan.
b. Cara Memulai Hubungan
-
pembentukan kesan dan ketertarikan interpersonal dalam memulai hubungan
·
Pembentukan, tahap ini sering disebut juga dengan
tahap perkenalan. Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan
dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu: informasi demografis, sikap dan
pendapat (tentang orang atau objek), rencana yang akan dating, kepribadian,
perilaku pada masa lalu, orang lain,
serta hobi dan minat.
·
Peneguhan Hubungan, hubungan interpersonal
tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan
memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk
mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara
keseimbangan ini, yaitu:
a. keakraban
b.
control
c. respon
yang tepat
d. nada
emosional yang tepat.
c. Intimacy dan Hubungan Pribadi.
Keakraban atau keintiman adalah perasaan dalam
suatu hubungan yang meningkatkan kedekatan, keterikatan, dan keterkaitan atau
dengan kata lain intimacy mengandung pengertian sebagai elemen afeksi yang
mendorong individu untuk selalu melakukan kedekatan emosional dengan orang yang
dicintainya. Pasangan yang memiliki intimacy yang tinggi akan sangat
memperhatikan kesejahteraan. Kedua pihak saling memperhatikan kebutuhan yang
lain dan meletakkan kebutuhan pasangan sebagai prioritas utama, termasuk
kerelaan untuk berkorban secara pribadi demi terciptanya hubungan yang baik.
d. Intimacy dan Pertumbuhan.
Sullivan
(Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian
seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain. Factor-factor
yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik berhubungan dengan orang lain
tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikan. Factor kedua yang menumbuhkan
sikap percaya pada diri orang lain. Kejujuran, factor ketiga yang menumbuhkan
sikap percaya sikap yang mengurangi sikap defensive dalam komunikasi amat besar
pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Idealnya
hubungan intim membantu kedua pasangan tumbuh lebih baik. Kasih sayang dan
kepercayaan antara mereka memberikan suasana aman dimana keduanya dapat berbagi
dan menegaskan diri mereka masing-masing.
Cinta dan Perkawinan.
Deskripsi Cinta dan Perkawinan.
Cinta yang abadi dan paling utama
adalah cinta kepada sang pencipta Allah SWT
dan cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Kemudian cinta juga kita berikan
kepada orang tua dan saudara semuslim. Banyak sekali orang mengartikan apa itu
cinta ? tetapi menurut Ibnul Qayyim al-Jauziyah (1996: 4), mahabbah (cinta) adalah luapan hati dan gejolak saat dirundung
keinginan untuk bertemu sang kekasih.
Perkawinan
adalah salah satu bentuk ibadah yang kesuciannya perlu dijaga oleh kedua belah
pihak baik suami maupun istri. Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga
yang bahagia sejahtera dan kekal selamanya. Perkawinan memerlukan kematangan
dan persiapan fisik dan mental karena menikah / kawin adalah sesuatu yang
sakral dan dapat menentukan jalan hidup seseorang.
Bagaimana Memilih Pasangan.
Memilih
pasangan hidup yang baik memang ditentukan oleh cara pandang dan perilaku
seseorang dalam kehidupannya. Cara pandang tentang kehidupan yakni agama
menjadi salah satu tolak ukur seseorang dalam menentukan pasangan.
Berbicara tentang pemilihan pasangan (jodoh),
Berikut terdapat beberapa kriteria dalam memilih calon pasangan hidup,
khususnya yang beragama Islam yaitu :
1. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya. maksudnya ini
adalah criteria yang paling utama dari criteria yang lainnya).
2. Al Kafa’ah/sekufu. Maksudnya sebanding dalam
hal kedudukan, agama, nasabnya.
3. Menyenangkan jika dipandang.
Maksudnya Rasulullah SAW membolehkan kita untuk menjadikan factor fisik sebagai
salah satu criteria memilih pasangan.
4. Subur (mampu menghasilkan keturunan). Maksudnya
untuk meneruskan keturunan dan memperbanyak jumlah kaum muslimin dan memperkuat
izzah (kemuliaan) kaum muslimin.
Seluk-beluk Hubungan dalam Perkawinan.
Seluk
beluk perkawinan sebagai unit social
kecil yang merupakan landasan terbentuknya masyarakat yang lebih luas. Berbagai
masalah senantiasa dihadapi oleh setiap perkawinan. Masalah diseputar
perkawinan atau kehidupan berkeluarga antara lain:
· Kesulitan ekonomi keluarga yang kurang
tercukupi.
· Perbedaan watak.
· Temperamen dan perbedaan kepribadian
yang sangat tajam antara suami dan
istri.
· Ketidakpuasan dalam hubungan seks.
· Kejenuhan rutinitas.
· Hubungan antara keluarga besar yang
kurang baik.
· Adanya istilah WIL (wanita idaman
lain) atau PIL (pria idaman lain).
· Masalah harta warisan.
· Menurunnya perhatian kedua belah
pihak.
· Domonasi dan intervensi orang tua atau
mertua.
· Kesalahpahaman antara kedua belah
pihak.
Penyesuaian dan Pertumbuhan dalam Perkawinan.
Penyesuaian
Perkawinan adalah dua orang memasuki tahap perkawinan dan mulai membiasakan
diri dengan situasi baru sebagai suami istri yang saling menyesuaikan dengan
kepribadian, lingkungan, kehidupan keluarga, dan saling mengakomodasikan
kebutuhan, keinginan dan harapan.
Hurlock
(1990) mengatakan bahwa terdapat lima criteria kaberhasilan dalam penyesuaian
perkawinan, yaitu :
1. Kebahagiaan suami istri. Suami istri yang
bahagia yang memperolaeh kebahagiaan bersama akan membuahkan kepuasan yang
diperoleh dari peran yang mereka mainkan bersama
2. Kemampuan untuk memperoleh kepuasan dari
perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat diantara anggota keluarga yang tidak
dapat dielekkan, biasanya berakhir dengan salah satu dari tiga kemungkinan
yaitu adanya ketegangan tanpa pemecahan, salah satu mengalah demi perdamaian
atau masing-masing keluarga mencoba untuk saling mengerti pandangan orang lain.
3. Kebersamaan. Jika penyesuaian perkawinan dapat
berhasil, maka keluarga dapat menikmati waktu yang digunakan untuk berkumpul
barsama.
4. Penyesuaian yang baik dalam masalah keuangan.
Dalam keluarga pada umumnya salah satu sumber perselisihan dan kejengkelan
adalah sekitar masalah keuangan.
5. Penyesuaian yang baik dari pihak keluarga.
Apabila suami istri mempunyai hubungan yang baik dengan pihak keluarga
pasangan, khususnya mertua, ipar laki-laki dan ipar perempuan. Kecil
kemungkinannya untuk terjadi percekcokan dan ketegangan hubungan dengan mereka.
Perceraian dan Pernikahan kembali.
Setiap
pasangan yang telah menikah pasti memiliki perjanjian dan kontrak, maka pihak
yang terkait dengan perjanjian atau kontrak perjanjian tersebut berjanji akan
membina rumah tangga yang bahagia lahir batin dengan melahirkan anak-cucu yang
meneruskan cita-cita mereka. Bila ikatan lahir dan batin tidak lagi dapat
diwujudkan dalam pernikahan misalnya tidak lagi dapat melakukan hubungan
seksual, atau tidak dapat melahirkan keturunan, atau masing-masing sudah
mempunyai tujuan yang berbeda, maka perjanjian dapat dibatalkan melalui
pemutusan pernikahan (perceraian). Setelah perceraian terjadi biasanya banyak
orang yang trauma dengan pernikahan sehingga takut untuk berhubungan lagi
dengan lawan jenis, tetapi ada juga orang yang langsung membuka diri dan
menemukan kecocokan dengan pasangannya yang akhirnya menikah kembali melalui
pernikahan kembali setelah terjadi perceraian.
Single Life.
Manusia
sebagai makhluk social tidak akan pernah lepas dari hubungannya dengan orang
lain. Sebagai makhluk social kita memerlukan hubungan interpersonal secara
mendalam dengan seseorang sehingga dapat memiliki arti tersendiri di dalam
hidupnya. Hubungan yang demikian akan meningkat terus sehingga sampai pada
suatu perkawinan. Namun demikian, ternyata tidak semua orang dewasa menikah.
Hidup melajang dan membujang banyak terjadi disekitar kita. Mereka memilih
jalan hidup sendiri, bukanlah suatu hal tanpa masalah sehingga dapat dengan
mudah dijalankan oleh seseorang. Mereka yang menjalani kehidupan tersebut harus
berani mengambil resiko dari segal permasalahan yang akan timbul nantinya.
Padahal agama juga menjelaskan bahwa telah dianjurkan kepada seseorang jika
telah memasuki usia menikah, sudah mampu memberikan kebutuhan lahir dan batin
maka segeralah untuk menikah karena dengan menikah maka agama seseorang akan
sempurna dan merupakan ibadah kepada Allah SWT.
Dan sebenarnya kita diciptakan Allah SWT sudah berpasang-pasangan dan
akan lebih baik jika dipersatukan dan disahkan dalam ikatan pernikahan.