TULISAN
1
TEORI
KEPRIBADIAN SEHAT.
§
Teori
Kepribadian Matang meburut Allport.
Teori Allport membantu manusia untukmelihat
diri sendiri sebagai makhluk yang baik dan penuh harapan. Allport tidak percaya
bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh
kekuatan-kekuatan tak sadar, kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi.
Orang-orang yang sehat tidak didorong oleh konflik-konflik tak sadar dan
tingkah laku mereka tidak ditentukan oleh setan-setan, yang ada jauh dari
mereka. Kepribadian yang matang juga tidak dikontrol oleh trauma-trauma dan
konflik-konflik masa kanak-kanak. Menurut Allport kesehatan psikologis adalah
melihat ke masa depan tidak melihat ke belakang.
Kriteria Kepribadian yang matang menurut Allport.
1. Perluasan Perasaan Diri.
Ketika orang menjadi matang, dia
mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri. Akan tetapi tidak cukup hanya
berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang di luar diri seperti,
pekerjaan.orang harus menjadi partsipan yang langsung dan penuh. Allport
menamakan hal ini “partisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa
suasana yang penting dari usaha manusia”. Orang harus meluaskan diri ke dalam
aktivitas. Semakin seseorang terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas atau
orang atau ide, maka semakin juga dia akan sehat secara psikologis. Perasaan
partisipan otentik ini berlaku bagi pekerjaan kita, hubungan dengan keluarga
dan teman-teman, kegemaran, dan keanggotaan kita dalam politik dan agama.
2. Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang
Lain.
Allport membedakan dua macam kehangatan
dalam hubungan dengan orang-orang lain: yaitu ada kapasitas keintiman dan
kapasitas untuk perasaan terharu.
Orang yang sehat secara psikologis mampu
memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orang tua, anak, partner, teman
akrab. Sedangkan orang yang neurotis harus menerima cinta jauh lebih banyak
daripada kemampuan mereka untuk memberinya. Apabila mereka memberikan cinta
diberikan dengan syarat dan kewajiban yang tidak bersifat timbal balik. Cinta
orang yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat.
Peasaan terharu, tipe kehangatan yang kedua
adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan
dengn kesakitan, penderitaan, ketakutan, dan kegagalan yang merupakan cirri
kehidupan manusia. Empati ini timbul melalui “perasaan imajinatif” dari
perasaanorang sendiri terhadap kemanusiaan pada umumnya. Kepribadian yang
matang sabar terhadap tingkah laku orang lain dan tidak mengadili atau
menghukumnya.
3. Keamanan Emosional.
Kepribadian yang sehat mampu menerima semua
segi dari ada mereka, termasuk kelemahan dan kekurangan tanpa menyerah secara
pasif pada kelemahan dan kekurangan tersebut. Orang yang sehat juga mampu hidup
dengan ini dan segi lain dalam kodrat manusia, dengan sedikit konflik dalam
diri mereka atau dengan masyarakat. Kepribadian yang sehat mampu mampu menerima
emosi-emosi manusia dan mengontrol emosi mereka sehingga emosi-emosi tidak
mengganggu aktivitas antarpribadi. Akan tetapi orang-orang neurotis menyerah pada
emosi apa saja yang dominan pada saat itu. Berkali-kali memperlihatkan
kemarahan atau kebencian, walaupun perasaan itu mungkin tidak tepat. Kualitas
hidup lain dari keamana emosional ialah apa yang disebut Allport “sabar
terhadap kekecewaaan”. Hal ini menunjukan bagaimana seseorang bereaksi terhadap
tekanan dan terhadap hambatan dari kemauan dan kainginan. Orang yang sehat
tidak bebas dari perasaan tidak aman dan ketakutan, tetapi mereka merasa kurang
terancam dan dapat menanggulangi perasaan tersebut dengan lebih baik dari pada orang yang
neurotis.
4. Persepsi Realitas.
Orang yang sehat memandang duni secara
objektif. Sedangkan orang yang neurotis harus mengubah realitas supaya membuat
sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan keakutan mereka sendiri. Orang yang
ehat dan matang menerima realitas sebagaimana adnya.
5. Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugasya
Pemahaman Diri.
Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan
perlunya menenggelamkan diri sendiri di dalamnya. Tidak cukup hanya memilki
keterampilan yang relevan tetapi kita harus menggunakan keterampilan secara
ikhlas dan malibatkan/menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan. Kita tidak
mungkin mencapai kematangan dan kesehatn psikologis yang positif tanpa
melakukan pekerjaan yang penting dan melakukan dengan dedikasi, komitmen, dan
keterampilan-keterampilan.
6. Pemahaman Diri.
Pengenalan diri yang memadai menuntut
pemahaman tentang hubungan perbedaan antara tentang diri yang dimiliki seseorang
dengan dirinya menurut keadaan yang sesungguhnya. Orang yang sehat terbuka pada
pendapat rang lain dalam merumuskan suatu gambaran diri yang objektif. allport juga
mengemukakan bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik akan lebih
cerdas daripada orang yang memiliki wawasan yang kurang baik. Erdapat juga korelsi
yang tinggi antara tingkat wawasan diri dan perasaan humor, yakni tipe humor
yang menyangkut persepsi tentang hal yang aneh dan hal yang mustahil serta
kemampuan untuk menertawakan diri sendiri.
7. Filsafat Hidup yang Mempersatukan.
Orang yang sehat dan matang lebih melihat
ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang. Allport menyebut
dorongan yang mempersatukan ini “arah” (directness). Allport menekankan bahwa
nilai-nilai (bersama dengan tujuan) adalah sangat penting bagi perkembangan suatu
filsafat hidup yang mempersatukan. Suara hati yang matang adalah suatu perasaan
kewajiban dan tanggung awab kepada diri sendiri dan kepada orang lian, dan
mungkin berakar dalam nilai agama dan nilai etis.
§
Perkembangan
Kepribadian Rogers
Konsep diri (self concept) menurut Rogers
adalah bagian sadar dari ruang fenomenal yang disadari dan disimbolisasikan,
dimana “aku“ merupakan pusat referensi setiap pengalaman. Konsep diri merupakan
bagian inti dari pengalaman individu yang secara perlahan dibedakan dan
disimbolisasikan sebagai bayangan tentang diri yang mengatakan “apa dan siapa
aku sebenarnya“ dan “apa yang sebenarnya harus saya perbuat“. Jadi, self
concept adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan
dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Konsep diri ini terbagi
menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan
apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2
konsep lagi yaitu:
1. Incongruence Incongruence adalah
ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai
pertentangan dan kekacauan batin.
2. Congruence Congruence berarti situasi
dimana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang
utuh, integral, dan sejati.
Menurut Rogers, para orang tua akan memacu
adanya incongruence ini ketika mereka memberikan kasih sayang yang kondisional
kepada anak-anaknya. Orang tua akan menerima anaknya hanya jika anak tersebut
berperilaku sebagaimana mestinya, anak tersebut akan mencegah perbuatan yang dipandang
tidak bisa diterima. Disisi lain, jika orang tua menunjukkan kasih sayang yang
tidak kondisional, maka si anak akan bisa mengembangkan congruence-nya. Remaja
yang orang tuanya memberikan rasa kasih sayang kondisional akan meneruskan
kebiasaan ini dalam masa remajanya untuk mengubah perbuatan agar dia bisa
diterima di lingkungan. Dampak dari incongruence adalah Rogers berfikir bahwa
manusia akan merasa gelisah ketika konsep diri mereka terancam. Untuk melindungi
diri mereka dari kegelisahan tersebut, manusia akan mengubah perbuatannya
sehingga mereka mampu berpegang pada konsep diri mereka. Manusia dengan tingkat
incongruence yang lebih tinggi akan merasa sangat gelisah karena realitas
selalu mengancam konsep diri mereka secara terus menerus.
Setiap
manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan,
dan cinta dari orang lain. Perkembangan diri dipengaruhi oleh cinta yang
diterima saat kecil dari seorang ibu. Kebutuhan ini disebut need for positive
regard,
yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan
unconditional positive regard (tak bersyarat).
• Jika individu menerima cinta tanpa
syarat, maka ia akan mengembangkan penghargaan positif bagi dirinya. Teori
Kepribadian Carl R. Rogers Halaman 4 (unconditional positive regard) dimana
anak akan dapat mengembangkan potensinya untuk dapat berfungsi sepenuhnya.
• Jika tidak terpenuhi, maka anak akan
mengembangkan penghargaan positif bersyarat (conditional positive regard). Dimana
ia akan mencela diri, menghindari tingkah laku yang dicela, merasa bersalah dan
tidak berharga.
§
Hierarki
kebutuhan manusia hingga mencapai tingkat aktualisasi diri.
Maslow
mengembangkan gagasan ini lebih lanjut dan dikenal dengan sebutan hierarki
kebutuhan. Dia menempatkan lima lapisan kebutuhan yang lebih luas, yaitu:
1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan paling mendasar dari setiap manusia
adalah kebutuhan fisiologi, termasuk di dalamnya adalah makanan, air, oksige,
mempertahankan suhu yubuh, dan lain sebagainya. Kebutuhan psikologis adalah
kebutuhan yang mempunyai kekuatan/pengaruh paling besar dari semua kebutuhan.
Orang-orang yang terus-menerus merasa lapar akan termotivasi untuk makan-tidak
termotivasi untuk mencari teman atau memperoleh harga diri. Mereka tidak
melihat lebih jauh dari makanan, dan selama kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka
motivasi utama mereka adalah untuk mendapatkan sesuatu untuk dimakan.
Kebutuhan fisiologis berbeda dengan
kebutuhan-kebutuhan lainnya setidaknya dalam dua hal penting. Pertama,
kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang dapat terpenuhi atau
bahkan selalu terpenuhi. Orang-orang bisa cukup makan sehingga makanan akan
kehilangan kekuatannya untuk memotivasi. Bagi orang yang baru saja selesai
makan dalam porso besar, pikiran tentang makanan bahkan dapat menyebabkan
perasaan mual. Karakteristik berbeda yang kedua dari kebutuhan fisiologis
adalah kemampuannya untuk muncl kembali. Setelah orang-orang selesai makan,
mereka lama-kelamaan menjadi lapar lagi; mereka terus-menerus mengisi ulang
pasokan makanan dan air; dan satu tarikan nafas harus dilanjutkan oleh tarikan
nafas berikutnya. Akan tetapi, kebuthan-kebutuhan di level lainnya tidak muncul
kembali secara terus-menerus. Contohnya, orang yang paling tidak telah memenuhi
kebutuhan mereka akan cinta dan penghargaan akan tetap merasa percaya diri bahwa
mereka dapat terus memenuhi kebutuhan mereka akan cinta dan harga diri.
2. Kebutuhan Rasa Aman
Ketika orang telah memenuhi kebutuhan fisiologis
mereka, mereka menjadi termotivasi dengan kebutuhan akan keamanan, yang
termasuk di dalamnya adalah keamanan fisi, stabilitas, ketergantungan,
perlindungan, dan kebebasan dari kekuata-keuatan yang mengancam seperti perang,
teorisme, penyakit, rasa takut, kecemasan, bahaya, kerusuhan, dan bencana alam.
Kebutuhan akan hukum, ketentraman, dan keteraturan juga merupakan bagian dari
kebutuhan akan keamanan.
3. Kebutuhan Cinta dan Keberadaan
Ketika kebutuhan fisioogis dan rasa aman sudah
terpenuhi, kebutuhan lapisan ketiga pun muncul. Anda mulai merasa butuh teman,
kekasih, anak, dan bentuk hubungan berdasarkan perasaan lainnya. Dilihat secara
negative, Anda akan semakin mencemaskan kesendirian dan kesepian. Dalam kehidupan
sehari-hari, kebutuhan ini dapat berbentuk keinginan untuk menikah, memiliki
keluarga, menjadi bagian dari satu kelom[ok atau masyarakat.
4. Kebutuhan
Penghargaan
Setelah orang-orang memenuhi kebutuhan akan cinta
dan keberadaan, mereka bebas untuk mengejar kebutuhan akan penghargaaan, yang
mencakup penghormatan diri, kepercayaan diri, kemampuan, dan pengetahuan yang
orang lain hargai tinggi. Maslow mengidentifikasi dua tingkatan kebutuhan akan
penghargaan-reputasi dan harga diri. Reputasi adalah persepsi akan gengsi,
pengakuan, atau ketenaran yang dimiliki seseorang, dilihat dari sudut pandang
orang lain. Sementara harga diri adalah perasaan pribadi seseorang bahwa
dirinya bernilai atau bermanfaat dan percaya diri. Harga diri didasari oleh
lebih dari sekedar reputasi maupun gengsi
5. Kebutuhan akan Aktualis
akatulisasi Diri
Ketika kebutuhan di level rendah terpenuhi, orang
secara otomatis beranjak ke level berikutnya. Akan tetapi, setelah kebutuhan
akan penghargaan terpenuhi, orang tidak selalu bergerak menuju level
aktualisasi diri. Awalnya, Maslow berasumsi bahwa kebutuhan akan aktualisasi
diri muncul jika kebutuhan akan penghargaan telah terpenuhi. Orang-orang yang
menjunjung nila-nilai seperti kejujuran, keindahan, keadilan, dan nilai-nilai
lainnya akan mengaktualisasikan dirinya setelah kebutuhan akan penghargaannya
terpenuhi, sementara orang-orang yang tidak memiliki nilai-nilai ini tidak akan
mengaktualisasikan dirinya walaupun mereka telah memenuhi masing-masing dari
kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya. Kebutuhan akan aktualisasi diri mencakup
pemenuhan diri, sadar akan semua potensi diri, dan keinginan untuk menjadi
sekreatif mungkin (Malow, 1970). Orang-orang yang telah mencapai level
aktualisasi diri menjadi orang yang seutuhnya, memenuhi kebutuhan-kebutuhan
yang orang lain hanya lihat sekilas atau bahkan tidak pernah lihat sama sekali.
Meraka sangat alami, sama seperti alaminya binatang dan bayi, yaitu mereka
mengekspresikan kebutuhan-kebutuhan mendasar mereka dan tidak membiarkan diri
mereka mendapat tekanan dari kultur.
§
Ciri-ciri
kepribadian sehat Erich Fromm.
Sebagai
organisme yang hidup, kita didorong untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan
fisiologis. semua manusia sehat dan tidak sehat di dorong oleh
kebutuhan-kebutuhan tersebut; perbedaan antara mereka terletak dalam cara bagaimana
kebutuhan-kebutuhan itu dibutuhkan. Orang-orang yang sehat memuaskan kebutuhan
psikologis secara kreatif dan produktif.
Fromm
mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan.
1. Hubungan
Berasal dari fakta bahwa manusia dalam
menjadi manusiawi telah direnggutkan dari kesatuan primer binatang dengan alam.
Binatang dilengkapi oleh alam untuk menanggulangi keadaan-keadaan yang harus
dihadapinya, tetapi manusia dengan kemampuan berpikir dan berkhayalnya, telah
kehilangan interdependensi intim dengan alam. Sebagai penggantinya, manusia
harus menciptakan hubungan-hubungan mereka sendiri yang didasarkan cinta
produktif.
2. Transedensi
Kebutuhan orang untuk menjadi orang yang
kreatif dan bukan hanya menjadi makhluk belaka. Apabila dorongan-dorongan
kreatif terhambat maka orang menjadi perusak.
3. Berakar
Manusia mendambakan akar-akar alamiah;
mereka ingin menjadi bagian integral dunia, merasakan bahwa mereka memilikinya.
4. Perasaan Identitas
Orang
ingin memiliki suatu perasaan identitas pribadi, menjadi seorang individu yang
unik. Apabila orang tidak bisa mencapai tujuan ini melalui usaha kreatifnya
sendiri, ia bisa mendapatkan dengan menidentifikasikan diri dengan orang atau
kelompok lain.
5. Kerangka Orientasi
Manusia perlu memiliki suatu kerangka
acuan, yakni suatu cara yang stabil dan konsisten dalam memandang dan memahami
dunia.
Kepribadian orang berkembang menurut
kesempatan-kesempatan yang diberikan kepadanya oleh masyarakat tertentu.
Penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat biasanya merupakan kompromi antara
kebutuhan-kebutuhan batin dan tuntutan-tuntutan dari luar. Ia mengembangkan
karakter sosial dengan memenuhi harapan-harapan masyarakat.
Manusia
dapat memperoleh sesuatu melalui keempat orientasi non produktif yaitu:
1. Tipe Reseptif (mengharapkan dukungan dari pihak luar)
2. Tipe Eksploitasi (memaksa orang lain untuk mengikuti
keinginannya)
3. Tipe Penimbunan (suka mengumpulkan dan menimbun barang
suatu materi)
4. Tipe Pemasaran (suka menawarkan dan menjual barang)
Tipe
kepribadian sehat menurut Fromm
Setelah
memahami definisi kepribadian, faktor kuat yang mempengaruhi terbentuknya
kepribadian, tingkah laku irasionalitas manusia, hakikat manusia, dan kebutuhan
yang dimilikinya. Kita perlu juga memahami tipe kepribadian sehat menurut Fromm.
Fromm menyebut kepribadian yang sehat dengan sebutan Orientasi Produktif. Fromm menggunakan kata orientasi, karena kata
tersebut menunjukkan sikap umum atau pandangan yang meliputi semua segi
kehidupan, respon intelektual, emosional, sensoris terhadap orang, benda,
peristiwa, dan terhadap diri sendiri. Sedangkan kata produktif digunakan karena
kata tersebut menunjukkan adanya kemauan dan kemampuan untuk menggunakan
segenap tenaga atau potensi untuk berfungsi sepenuhnya, mengaktualisasikan
diri, mencintai, terbuka, dan mengalami. Berikut akan dijelaskan apa yang
dimaksud Fromm dengan Orientasi Produktif,
yaitu:
1. Cinta yang Produktif, adalah suatu hubungan
manusia yang bebas dan setara, dimana masing-masing orang dapat mempertahankan
individualitasnya, tidak hilang aau tidak berkurangnya diri, melainkan adanya
diri yang diperluas. Cinta yang produktif mencakup empat sifat, yaitu
perhatian, tanggung jawab, respek, dan pengetahuan akan diri orang lain.
2. Pikiran yang Produktif, adalah pikiran yang
meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pikiran yang produktif
berfous pada seluruh gejala, bukan pada potongan gejala yang terpisah. Pikiran yang
produktif didorong oleh ketelitian, respek, dan perhatian untuk menilai seluruh
masalah secara objektif.
3. Kebahagiaan, adalah hasil yang menyertai
seluruh kegiatan produktif. Kebahagiaan bukan hanya sebuah perasaan semata,
namun sebuah kondisi yang meningkatkan kesehatan fisik, penambahan gaya hidup,
dan pemenuhan potensi seseorang. Kebahagiaan merupakan bukti bahwa seseorang
berhasil dalam seni kehidupan.
4. Suara Hati, adalah suara dari dalam diri
yang menggerakkan orang untuk berfikir dan bertingkah laku sesuai dengan aturan
yang ada.
Daftar Pustaka
Schultz,Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan Model-Model
Kapribadian Sehat.Yogyakarta : Kanisius
Feist
Jess and Feist .J Gregory.2010.teori
kepribadian (theories of personality).Jakarta : Salemba Humanika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar