Tulisan 1
KONSEP SEHAT
Secara garis besar keberadaan manusia dimuka bumi ini memiliki fungsi
secara lahiriah, batiniah, dan akal. Ketiga aspek inilah yang nantinya sangat
berperan terhadap kondisi sehat atau sakitnya seseorang. Sebagaimana kita
ketahui, pengertian sehat adalah tidak terdapatnya gangguan atau kegagalan
fungsi manusia secara lahir, mental (batin), dan pikiran (akal) seseorang.
Dalam memaknai sehat kita sering kali hanya melihat dari kondisi lahiriah
seseorang. Karena kondisi lahir atau fisik seseorang merupakan representasi
kualitas kesehatan yang mudah dan jelas diamati.
Selain lahiriah ada juga batiniah yang sering juga disebut kata hati. Kata
hati inilah yang bisa membedakan benar atau salah. Sedangkan kesehatan pikiran
adalah sebagai kemampuan seseorang dalam mengamati, menganalisis, merencanakan,
dan pada akhirnya melakukan suatu hal secara sistematis. Kemampuan ini
berkembang sejalan dengan pengalaman yang diterima dari lingkungannya, serta
teknis formal dalam hal pendidikan.
pemahaman konsep sehat adalah konsep yang timbul dari kita sendiri secara
sadar mengenai berbagai upaya untuk mendapatkan status sehat bagi tubuh kita.
Konsep sehat ini terkait dengan ketiga komponen yang saling terkait diatas.
Pemahaman konsep sehat ini juga bisa diartikan sebagai keseimbangan,
keserasian, keharmonisa antara faktor pikiran (akal), jiwa (mental/spiritual),
dan raga (fisik, lahiriah). Jika ketiga faktor ini terintegrasi secara seimbang
dan berimbang, kita telah dapat memahami konsep sehat secara utuh. Konsep sehat
inilah yang akan menuntun kita pada pola atau tata laku sehari-hari yang sehat.
SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL.
secara umum historis kajian kesehatan mental terbagi dalam dua periode
yaitu periode pra-ilmiah dan periode ilmiah (langgulung, 1986: 23).
- Periode Pra-Ilmiah
Sejak zaman dahulu sikap terhadap gangguan kepribadian atau mental telah
muncul dalam konsep primitif animeisme, ada kepercayaan bahwa dunia ini diawasi
atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa. Orang yunani percaya bahwa gangguan
mental terjadi karena dewa marah dan membawa pergi jiwanya. Perubahan sikap
terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman Hipocrates (460-467). Dia dan
pengikutnya mengembangkan pandangan revolusioner dalam pengobatan, yaitu dengan
menggunakan pendekatan naturalisme, suatu aliran yang berpendapat bahwa
gangguan mental atau fisik itu merupakan akibat dari alam. Dalam perkembangan
selanjutnya, pendekatan naturalistik ini tidak dipergunakan lagi di kalangan
orang-orang kristen. Seorang dokter perancis, philipe pinel (1745-1826)
menggunakan filsafat politik dan sosial untuk memecahkan problem penyakit
mental.
- Era Ilmiah (Modern)
Perubahan yang sangat berarti dalam sikap dan era pengobatan gangguan
mental, yaitu dari animisme (irrasional)
dan tradisional ke sikap dan cara yang rasional
(ilmiah), terjadi pada saat berkembangnya psikologi
abnormal dan psikiatri di Amerika Serikat pada tahun 1873. perkembangan
psikologi abnormal dan psikiatri ini memberikan pengaruh kepada lahirnya mental hygiene yang berkembang menjadi
suatu body of knowledge berikut gerakan-gerakan
yang terorganisir. Perkembangan kesehatan mental dipengaruhi oleh gagasan,
pemikiran, dan inspirasi para ahli, dua tokoh perintis, yaitu Dorothea Lynde
Dix dan Clifford Whittingham Beers. Pada tahun 1909, gerakan kesehatan mental
secara formal mulai muncul. Selama dekade 1900-1909 beberapa organisasi
kesehatan mental telah didirikan, seperti American Social Hygiene Association
(ASHA), dan American Federation For Sex Hygiene. Perkembangan gerakan-gerakan
di bidang kesehatan mental tidak lepas dari jasa Clifford Whittingham Beers
(1876-1943). Bahkan karena jasanya itulah dia dinobatkan sebagai “The Founder
of The Mental Hygiene Movement”. Pada tahun 1908 dia mempublikasikan sebuah
tulisan otobiografinya sebagai mantan penderita gangguan mental yang berjudul A
Mind That Found Itself. Berrs meyakini bahwa penyakit mental dapat dicegah dan
disembuhkan. Selanjutnya dia merancang suatu program yang bersifat nasional
yang bertujuan untuk :
1. mereformasi program perawatan dan pengobatan
terhadap orang-orang pengidap penyakit jiwa
2. melakukan penyebaran informasi kepada masyarakat
agar mereka memiliki pemahaman dan sikap yang positif terhadap para pasien yang
mengidap gangguan mental.
3. mendorong dilakukanya berbagai penelitian tentang
kasu-kasus dan pengobatan gangguan mental.
4. mengembangkan praktek-praktek untuk mencegah gangguan mental.
Pada tahun 1908 sebuah organisasi pertama didirikan, dengan nama
Connectievt Society For Mental Hygiene. Pada tahun 1909 didirikan National
Commitye Siciety For Mental Hygiene. Pada tahun 1950 organisasi kesehatan
mental terus bertambah, yaitu dengan berdirinya National Association for
Mental Health. Pada tahun 1075 gerakan kesehatan mentah terus berkembang di
Amerika Serikat lebih dari seribu tempat perkumpulan kesehatan mental. Di
belahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui World Federation for
Mental Health dan World Health Organization.
PENDEKATAN KESEHATAN MENTAL
Di balik keanekaragaman konsep mengenai kesehatan mental, beberapa ahli
menemukan semacam orientasi umum dan pola-pola wawasan kesehatan mental.
Saparinah Sadli (dalam Suroso, 2001:132) mengemukakan tiga orientasi kesehatan
mental. Diantaranya, orientasi klasik, orientasi penyesuaian diri, dan
orientasi pengembangan potensi.
Orientasi Klasik.
Orientasi klasik ini umumnya
digunakan untuk orang yang mengalami gangguan mental. Orientasi klasik
mengandung arti sempit karena kajian ilmu kesehatan mental lebih diperuntukan
bagi orang yang mengalami gangguan dan penyakit jiwa. Dalam cabang ilmu
kedokteran orientasi klasik termasuk cabang psikiatri yang biasanya menangani
diagnosis dan perawatan gangguan-gangguan mental. Dalam ilmu psikiatri jika
seorang individu dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya dan tidak
mempunyai keluhan seperti, ketegangan, rasa lelah, cemas, dan rendah diri maka
dia dikatakan sehat Sebaliknya jika individu tidak dapat menyesuaikan dirinya
dalam lingkungan maka individu tersebut akan merasakan perasaan cemas, takut,
keputusasaan yang akan berpengaruh terhadap kesehatan mentalnya sehingga
individu tersebut akan mengalami ganguan-gangguan mantal dan kejiwaan.
Orientasi penyesuaian diri
Orientasi penyesuaian diri dalam ilmu kesehatan mental mengacu pada kemampuan
individu untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan diri sendiri, lingkungan,
budaya serta norma sosial. Seseorang dianggap sehat mental bila ia mampu
mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang lain serta lingkungan
sekitarnya. Seseorang yang memiliki pola hidup sehat dalam bermasyarakat maka harus
bisa menyesuaikan diri dengan norma dan peraturan yang sudah ditentukan.
Berdasarkan orientasi penyesuaian diri kesehatan mental adalah kondisi
kepribadian seseorang secara menyeluruh. Dan kesehatan mental dalam orientasi
penyesuaian diri juga tidak hanya
ditentukan dari kesehatan jiwanya saja tetapi ditentukan oleh pertumbuhan dan
perkembangan individu dalam lingkungan masyarakatnya.
Orientasi pengembangan potensi.
Orientasi pengembangan potensi dalam
ilmu kesehatan mental yaitu orang-orang yang sehat jiwanya dapat menciptakan
diri mereka dengan menghasilkan potensi-potensi yang baik yang dapat bermanfaat
bagi dirinya dan orang lain serta dapat mengembangkan potensialitasnya menuju
kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri
Daftar Pustaka
Wratsongko,Madya.2010.Shalat jadi Obat.Jakarta : PT Elex Media
Komputindo
Rochman,Kholil Lul.2010.Kesehatan Mental.Purwokerto : Fajar Media Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar