Kamis, 21 Maret 2013

Tulisan 1


Tulisan 1
KONSEP SEHAT
Secara garis besar keberadaan manusia dimuka bumi ini memiliki fungsi secara lahiriah, batiniah, dan akal. Ketiga aspek inilah yang nantinya sangat berperan terhadap kondisi sehat atau sakitnya seseorang. Sebagaimana kita ketahui, pengertian sehat adalah tidak terdapatnya gangguan atau kegagalan fungsi manusia secara lahir, mental (batin), dan pikiran (akal) seseorang. Dalam memaknai sehat kita sering kali hanya melihat dari kondisi lahiriah seseorang. Karena kondisi lahir atau fisik seseorang merupakan representasi kualitas kesehatan yang mudah dan jelas diamati. 
Selain lahiriah ada juga batiniah yang sering juga disebut kata hati. Kata hati inilah yang bisa membedakan benar atau salah. Sedangkan kesehatan pikiran adalah sebagai kemampuan seseorang dalam mengamati, menganalisis, merencanakan, dan pada akhirnya melakukan suatu hal secara sistematis. Kemampuan ini berkembang sejalan dengan pengalaman yang diterima dari lingkungannya, serta teknis formal dalam hal pendidikan.
pemahaman konsep sehat adalah konsep yang timbul dari kita sendiri secara sadar mengenai berbagai upaya untuk mendapatkan status sehat bagi tubuh kita. Konsep sehat ini terkait dengan ketiga komponen yang saling terkait diatas. Pemahaman konsep sehat ini juga bisa diartikan sebagai keseimbangan, keserasian, keharmonisa antara faktor pikiran (akal), jiwa (mental/spiritual), dan raga (fisik, lahiriah). Jika ketiga faktor ini terintegrasi secara seimbang dan berimbang, kita telah dapat memahami konsep sehat secara utuh. Konsep sehat inilah yang akan menuntun kita pada pola atau tata laku sehari-hari yang sehat.

SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL.
secara umum historis kajian kesehatan mental terbagi dalam dua periode yaitu periode pra-ilmiah dan periode ilmiah (langgulung, 1986: 23).
  1. Periode Pra-Ilmiah
Sejak zaman dahulu sikap terhadap gangguan kepribadian atau mental telah muncul dalam konsep primitif animeisme, ada kepercayaan bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa. Orang yunani percaya bahwa gangguan mental terjadi karena dewa marah dan membawa pergi jiwanya. Perubahan sikap terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman Hipocrates (460-467). Dia dan pengikutnya mengembangkan pandangan revolusioner dalam pengobatan, yaitu dengan menggunakan pendekatan naturalisme, suatu aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental atau fisik itu merupakan akibat dari alam. Dalam perkembangan selanjutnya, pendekatan naturalistik ini tidak dipergunakan lagi di kalangan orang-orang kristen. Seorang dokter perancis, philipe pinel (1745-1826) menggunakan filsafat politik dan sosial untuk memecahkan problem penyakit mental.
  1. Era Ilmiah (Modern)
Perubahan yang sangat berarti dalam sikap dan era pengobatan gangguan mental, yaitu dari animisme (irrasional) dan tradisional ke sikap dan cara yang rasional (ilmiah), terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika Serikat pada tahun 1873. perkembangan psikologi abnormal dan psikiatri ini memberikan pengaruh kepada lahirnya mental hygiene yang berkembang menjadi suatu body of knowledge berikut gerakan-gerakan yang terorganisir. Perkembangan kesehatan mental dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran, dan inspirasi para ahli, dua tokoh perintis, yaitu Dorothea Lynde Dix dan Clifford Whittingham Beers. Pada tahun 1909, gerakan kesehatan mental secara formal mulai muncul. Selama dekade 1900-1909 beberapa organisasi kesehatan mental telah didirikan, seperti American Social Hygiene Association (ASHA), dan American Federation For Sex Hygiene. Perkembangan gerakan-gerakan di bidang kesehatan mental tidak lepas dari jasa Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Bahkan karena jasanya itulah dia dinobatkan sebagai “The Founder of The Mental Hygiene Movement”. Pada tahun 1908 dia mempublikasikan sebuah tulisan otobiografinya sebagai mantan penderita gangguan mental yang berjudul A Mind That Found Itself. Berrs meyakini bahwa penyakit mental dapat dicegah dan disembuhkan. Selanjutnya dia merancang suatu program yang bersifat nasional yang bertujuan untuk :
1. mereformasi program perawatan dan pengobatan terhadap orang-orang pengidap penyakit jiwa
2. melakukan penyebaran informasi kepada masyarakat agar mereka memiliki pemahaman dan sikap yang positif terhadap para pasien yang mengidap gangguan mental.
3. mendorong dilakukanya berbagai penelitian tentang kasu-kasus dan pengobatan gangguan mental.
4. mengembangkan praktek-praktek untuk mencegah gangguan mental.
Pada tahun 1908 sebuah organisasi pertama didirikan, dengan nama Connectievt Society For Mental Hygiene. Pada tahun 1909 didirikan National Commitye Siciety For Mental Hygiene. Pada tahun 1950 organisasi kesehatan mental terus bertambah, yaitu dengan berdirinya National Association for Mental Health. Pada tahun 1075 gerakan kesehatan mentah terus berkembang di Amerika Serikat lebih dari seribu tempat perkumpulan kesehatan mental. Di belahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui World Federation for Mental Health dan World Health Organization.  

PENDEKATAN KESEHATAN MENTAL
Di balik keanekaragaman konsep mengenai kesehatan mental, beberapa ahli menemukan semacam orientasi umum dan pola-pola wawasan kesehatan mental. Saparinah Sadli (dalam Suroso, 2001:132) mengemukakan tiga orientasi kesehatan mental. Diantaranya, orientasi klasik, orientasi penyesuaian diri, dan orientasi pengembangan potensi.
Orientasi Klasik.
            Orientasi klasik ini umumnya digunakan untuk orang yang mengalami gangguan mental. Orientasi klasik mengandung arti sempit karena kajian ilmu kesehatan mental lebih diperuntukan bagi orang yang mengalami gangguan dan penyakit jiwa. Dalam cabang ilmu kedokteran orientasi klasik termasuk cabang psikiatri yang biasanya menangani diagnosis dan perawatan gangguan-gangguan mental. Dalam ilmu psikiatri jika seorang individu dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya dan tidak mempunyai keluhan seperti, ketegangan, rasa lelah, cemas, dan rendah diri maka dia dikatakan sehat Sebaliknya jika individu tidak dapat menyesuaikan dirinya dalam lingkungan maka individu tersebut akan merasakan perasaan cemas, takut, keputusasaan yang akan berpengaruh terhadap kesehatan mentalnya sehingga individu tersebut akan mengalami ganguan-gangguan mantal dan kejiwaan.
Orientasi penyesuaian diri
Orientasi penyesuaian diri dalam ilmu kesehatan mental mengacu pada kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan diri sendiri, lingkungan, budaya serta norma sosial. Seseorang dianggap sehat mental bila ia mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang lain serta lingkungan sekitarnya. Seseorang yang memiliki pola hidup sehat dalam bermasyarakat maka harus bisa menyesuaikan diri dengan norma dan peraturan yang sudah ditentukan. Berdasarkan orientasi penyesuaian diri kesehatan mental adalah kondisi kepribadian seseorang secara menyeluruh. Dan kesehatan mental dalam orientasi penyesuaian diri  juga tidak hanya ditentukan dari kesehatan jiwanya saja tetapi ditentukan oleh pertumbuhan dan perkembangan individu dalam lingkungan masyarakatnya.
Orientasi pengembangan potensi.
            Orientasi pengembangan potensi dalam ilmu kesehatan mental yaitu orang-orang yang sehat jiwanya dapat menciptakan diri mereka dengan menghasilkan potensi-potensi yang baik yang dapat bermanfaat bagi dirinya dan orang lain serta dapat mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri

Daftar Pustaka
Wratsongko,Madya.2010.Shalat jadi Obat.Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Rochman,Kholil Lul.2010.Kesehatan Mental.Purwokerto : Fajar Media Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar