Rabu, 27 Maret 2013

Tulisan 2


Tulisan 2

TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
Aliran Psikoanalisa.
            Orang yang pertama kali berusaha merumuskan psikologi manusia dengan memperhatikan struktur jiwa manusia adalah Sigmund Freud. Freud memperlihatkan peran dorongan tak sadar dan konflik-konflik batin manusia dalam menyebabkan bermacam-macam gangguan kepribadian. Penjelasan-penjelasan tentang kepribadian yang diutarakan oleh psikoanalisa mengemukakan bahwa kehidupan mental seorang individu khususnya cara-cara kerja dari alam tak sadar menjelaskan banyak tingkah lakunya. Dan apa yang dibuat seseorang terhadap dirinya dari masa bayi sampai masa dewasa sebagian besar tergantung pada kemampuannya untuk mengendalikan energi-energi psikis yang dimilikinya. Menurut Freud, perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga sub sistem dalam kepribadian manusia yang disebutnya id, ego, dan superego. Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia, atau disebut juga pusat insting (hawa nafsu). Ego berfungsi menjembatani tuntutan-tuntutan id dengan realitas di dunia luar. Sedangkan superego adalah kepolisian yang mewakili dunia ideal.
Aliran behavioristik.
Behavioristik lahir sebagai reaksi terhadap introspeksi (menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif). Behavioristik hanya ingin menganalisis perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramakan. Aliran behaviorisme (behaviorist) menaruh perhatian pada peranan penghargaan (reward) maupun hukuman (punishment) dalam mempertahankan atau mengurangi kecenderungan munculnya perilaku tersebut. Para penganut aliran behaviorisme ini tidak melibatkan pikiran atau kondisi mental untuk menjelaskan perilaku. Mereka memilih berpegang teguh pada hal yang dapat diobservasi dan diukur secara langsung, yakni berbagai tindakan dan peristiwa yang muncul dalam lingkungan tertentu.  
Pemikiran behaviorisme sebenarnya sudah dikenal sejak Aristoteles yang berpendapat bahwa, pada waktu lahir jiwa manusia tidak memiliki apa-apa sama seperti meja lilin (tabularasa) yang siap dilukis oleh pengalaman. Kemudian John Locke meminjam konsep ini. Menurut mereka, pada waktu lahir, manusia tidak mempunyai warna mental. Warna ini didapat dari pengalaman. Pengalaman adalah jalan satu-satunya ke arah penguasaan pengetahuan. Secara psikologis, ini berarti bahwa seluruh perilaku manusia, kepribadian dan temperamen ditentukan oleh pegalaman indrawi. Pikiran dan perasaan bukan penyebab perilaku manusia, tetapi disebabkan oleh perilaku masa lalu.
Kaum Behaviorisme juga berpendapat bahwa organisme dilahirkan tanpa sifat-sifat sosial atau psikologis, perilaku adalah hasil pengalaman, dan perilaku digerakan atau dimotivasi oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan. Motivasi terjadi dalam diri individu, sedangkan kaum behaviorisme hanya melihat pada peristiwa-peristiwa yang “kasat mata” dalam arti yang dapat diamati atau bersifat eksternal.
Aliran Humanistik    
Psikologi humanistik dianggap sebagai revolusi ketiga dalam psikologi. Revolusi pertama dan kedua adalah psikoanalisis dan behavioralisme. Dalam pandangan psikologi humanistik mengambil banyak dari psikoanalisis neo-Freudian seperti Adler, dan Jung, serta banyak mengambil pemikiran dari fenomenologi dan eksistensialisme. Fenomenologi memandang manusia hidup dalam “dunia kehidupan” yang dipersepsi dan diinterpretasi secara subjektif. Setiap orang mengalami dunia dengan caranya sendiri. Alam pengalaman setiap orang berbeda dari alam pengalaman orang lain.
Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.
Ciri dari kepribadian sehat adalah mengaktualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Bagi ahli-ahli psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia harus dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia juga harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang secara potensial menghambat.

Daftar Pustaka
wade Carole, Tavris Carol.Edisi Kesembilan.psikologi.Jakarta : Erlangga
Rochman,Kholil Lul.2010.Kesehatan Mental.Purwokerto : Fajar Media Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar