Sabtu, 27 April 2013

Tulisan 3


Tulisan 3
Koping (coping) Stres.
Pengertian dan Jenis Coping.
Cara berfikir dan bereaksi yang ditujukan untuk mengatasi beban atau transaksi yang menyakitkan (stressor)
Menurut Lazarus (1996) coping stress adalah upaya kognitif dan tingkah laku untuk mengelola tuntutan internal dan eksternal yang khusus dan konflik diantaranya yang dinilai individu sebagai beban dan melampaui batas kemampuan individu tersebut. Individu akan memberikan reaksi yang berbeda untuk mengatasi stres.
Proses coping terhadap stres memiliki 2 fungsi utama yang terlihat dari bagaimana gaya menghadapi stres, yaitu :
1.     Emotional-Focused Coping
Coping ini bertujuan untuk melakukan kontrol terhadap respon emosional terhadap situasi penyebab stres, baik dalam pendekatan secara behavioral maupun kognitif. Lazarus dan Folkman (1986) mengemukakan bahwa individu cenderung menggunakan Emotional-Focused Coping ketika individu memiliki persepsi bahwa stresor yang ada tidak dapat diubah atau diatasi.
2.    Problem-Focused Coping,
Coping ini bertujuan untuk mengurangi dampak dari situasi stres atau memperbesar sumber daya dan usaha untuk menghadapi stres. Lazarus dan Folkman (1986) mengemukakan bahwa individu cenderung menggunakan Problem Focused Coping ketika individu memiliki persepsi bahwa stressor yang ada dapat diubah

Jenis Coping yang Konstruktif dan Positif.
§  Coping positif merupakan strategi yang dirancang untuk mengubah cara pandang individu terhadap sumber stres. Secara psikologi member makna, memperjelas tujuan hidup, dan memberikan perasaan bahagia karena hidup ini lebih berarti. Dapat menemukan identitas diri, menemukan kelemahan dan kelebihan diri dalam mencapai hal yang diinginkan.
§  Coping konstruktif merupakan strategi yang dilakukan individu untuk menjauhkan diri dari sumber stres dengan cara melakukan suatu aktivitas atau menarik diri dari suatu kegiatan atau situasi yang berpotensi menimbulkan stres. Daoat juga memberikan hasil yang tidak baik seperti depresi, kehilangan kepercayaan diri, dan agresif.

Daftar Pustaka.
sarwono Wirawan Sarlito.2005.Psikologi Sosial. Jakarta : Balai Pustaka.
Basuki Heru.2008.Psikologi Umum.Jakarta : Universitas Gunadarma.

Tulisan 2


Tulisan 2
Pengertian Stres
Stres adalah ketegangan tekanan fisik, mental, dan emosional pada seseorang. Perasaan stres pada manusia adalah hasil interaksi antara diri dan lingkungan yang dianggap menekan atau melebihi kapasitas adaptif dan mengancam kesejahteraannya. Respon stres setiap orang berbeda-beda, yang mencerminkan perbedaan dalam kepribadian dan kemampuan fisik atau kesehatannya.

Arti Penting Stres.
       Stress merupakan bagian dari pusaran kehidupan yang penting, maka mengelola stres sama dengan mengelola hidup. Mengendalikan stress berarti juga mengendalikan hidup. Salah satu resep penghalau stress yang sudah diyakini keampuhanya yaitu memiliki semangat berbagi kepada semua orang atau lingkungan sekitar. Kita semua pasti pernah mengalami stres. Tetapi sebenarnya stres tidak selalu jelek. Stres dalam tingkat yang sedang itu perlu menghasilkan kewaspadaan dan minat pada tugas yang ada, dan membantu orang melakukan penyesuaian.  

Efek-efek Stres menurut Hans Selye.
Menurut seorang pelopor penelitian mengenai stre yang dilahirkan di Austria bernama Hans Selye (1974,1983), stres sebenarnya adalah kerusakan yang dialami tubuh akibat berbagai tuntutan yang ditempatkan padanya. Sindrom adaptasi umum (general adaptation syndrome/GAS) adalah konsep yag dikemukakan oleh Selye yang menggambarkan efek umum pada tubuh ketika ada tuntutan yang ditempatkan pada tubuh tersebut. GAS terdiri dari tiga tahap : peringatan, perlawanan, dan kelelahan dan Local Adaptation Syndrome (LAS)
General Adaptation Syndrome (GAS)
1.     Tahap peringkatan (alarm), individu memasuki kondisi shock yang bersifat sementara, suatu masa dimana pertahanan terhadap stres ada di bawah normal. Individu mengenali keberadaan stres dan mencoba menghilangkannya. Otot menjadi lemah, suhu tubuh menurun, dan tekanan darah juga turun. Kemudian terjadi apa yang disebut dengan countershock, dimana pertahanan terhadap stres mulai muncul; korteks adrenal mulai membesar, dan pengeluaran hormone meningkat. Dan tahap alarm berlangsung dengan singkat.
2.    Tahap perlawanana (resistance)
Dimana pertahanan stres menjadi semakin intensif, dan semua upaya dilakukan untuk melawan stres. Pada tahap pertahanan, tubuh individu dipenuhi oleh hormone stres; tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh dan pernafasan semua meningkat. Bila semua upaya yang dilakukan untuk melawan stres ternyata gagal dan stres tetap ada, individu akan memasuki tahap kelelahan.  
3.    Tahap kelelahan (exhausted)
Dimana kerusakan pada tubuh semakin meningkat, orang yang bersangkutan mungkin akan jatuh pingsan di tahap kelelahan ini, dan kerentanan terhadap penyakit akan meningkat.
Local Adaptation Syndrom (LAS)
Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap stress. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya, dll. Responnya berjangka pendek.
Karakteristik dari LAS :
-respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system.
-respon bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk menstimulasikannya.
-respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.
-respon bersifat restorative.
Sebenarnya respon LAS ini banyak kita temui dalam kehidupan kita sehari – hari seperti yang diuraikan dibawah ini :
a. Respon inflamasi
respon ini distimulasi oleh adanya trauma dan infeksi. Respon ini memusatkan diri hanya pada area tubuh yang trauma sehingga penyebaran inflamasi dapat dihambat dan proses penyembuhan dapat berlangsung cepat. Respon inflamasi dibagi kedalam 3 fase :
• fase pertama :
adanya perubahan sel dan system sirkulasi, dimulai dengan penyempitan pembuluh darah ditempat cedera dan secara bersamaan teraktifasinya kini,histamin, sel darah putih. Kinin berperan dalam memperbaiki permeabilitas kapiler sehingga protein, leucosit dan cairan yang lain dapat masuk ketempat yang cedera tersebut.
• Fase kedua :
pelepasan eksudat. Eksudat adalah kombinasi cairan dan sel yang telah mati dan bahan lain yang dihasilkan ditempat cedera.
• Fase ketiga :
Regenerasi jaringan dan terbentuknya jaringan parut.
b. Respon refleks nyeri
respon ini merupakan respon adaptif yang bertujuanmelindungi tubuh dari kerusakan lebih lanjut. Misalnya mengangkat kaki ketika bersentuhan dengan benda tajam.

Faktor Individual dan Sosial yang menjadi Penyebab Stres.
Stressor yaitu keadaan yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga dia terpaksa untuk mengadakan adaptasi untuk menanggulanginya. Jenis-jenis stres juga terbagi menjadi 2 yaitu:
1.     Eustress yaitu hasil dari respon yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif. Hal itu termasuk dalam kesejahteraan individu atau kelompok yang diasosiasikan dalam pertumbuhan, fleksibiltas, kemampuan adaptasi dan tingkat performance yang tinggi.
2.    Distress yaitu hasil dari respon terhadap sress yang tidak sehat, negative, dan destruktif. Hal tersebut termasuk konsekuensi individu yang diasosiasikan sebagai keadaan sakit, penurunan, dan kematian.
Faktor Individu (pribadi)
Stres juga dapat muncul pada faktor internal/individu baik yang disadari maupun tidak disadari. Konflik ini biasanya dari masalah keluarga, ekonomi, serta kepribadian dan karakter yang melekat pada diri individu. Konflik juga bisa terjadi apabila seseorang individu haris memilih antara dua tujuan atau dua tindakan yang tidak sejalan, sehingga sulit untuk menjatuhkan pilihan. Situasi ini dapat menimbulkan stres.
Factor social (lingkungan)
Stress juga dapat bersumber dari interaksi individu dengan lingkungan sekitar. Perselisihan dalam hubungan dengan orang lain yang saling berbeda tujuan dapat menimbulkan tekanan pada diri individu yang dapat menyebabkan stres. Sebuah lingkungan yang tidak aman, polusi, kebisingan, dan kondisi kehidupan tidak nyaman dapat menghasilkan situasi stres (respon penerbangan) hormon dan bahan kimia tetap dirilis di aliran darah untuk jangka waktu yang panjang. Ini hasil dalam gejala stres fisik terkait seperti otot tegang, kecemasan tidak fokus, pusing dan tingkat peningkatan nadi. Bagi orang-orang yang tinggal di daerah yang dilanda perang, stres mungkin tak henti-hentinya.

Tipe-tipe Stres.
1.     Tekanan
Tekanan itu muncul tidak hanya dalam diri sendiri , bisa jadi dari luar diri, karena biasanya apa yang kita sukai bertentangan dengan apa yang menjadi pandangan orang tua dan ini bisa menjadi salah satu tekanan psikologis terhadap anak yang akan berdampak stress.
2.    Frustasi
Suatu kondisi psikologis yang tidak menyenangkan sebagai akibat terhambatnya seseorang dalam mencapai apa yang di inginkannya . 
3.    Konflik
Konflik terjadi apabila ada perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang diantara beberapa orang, kelompok atau organisasi karena memiliki tujuan dan pandangan berbeda dalam upaya mencapai tujuan.
4.    Kecemasan
Kecemasan itu suatu respon atau sinyal menyadarkan seseorang tentang perasaan khawatit, gelisah , dan takut yang sedang ia rasakan. Ini timbul dari emosi seseorang karena merasa tidak nyaman, tidak aman atau merasakan ancaman dan sering kali terjadi tanpa adanya penyebab yang jelas ini karena respon terhadap situasi yang kelihatannya tidak menakutkan atau bisa juga sebagai hasil rekaan.

Pendekatan Problem Solving terhadap Stres.
Proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang cermat dan akurat . Misalnya , kita menghadapi masalah yang membuat kita stres jalan satu-satunya ialah yakin kepada tuhan dan berdoalah maka tuhan pun memberi jalan keluarnya kepada kita .
-          Strategi coping yang spontan mengatasi stres ada dua yaitu :
1.     Strategi Terfokus Masalah yang disebut juga Problem focus coping, yaitu upaya seseorang untuk memfokuskan perhatian pada masalah atau situasi spesifik yang telah terjadi, sambil mencoba menemukan cara untuk mengubahnya atau menghindarinya. Strategi yang ditempuh untuk memecahkan masalah antara lain menentukan masalahnya, mencari pemecahan alternative, menimbang-nimbang alternative tersebut, dan memilih salah satunya dan mengimplementasikannya.
2.    Strategi Terfokus Emosi yang disebut juga Emotion focus coping, yaitu upaya untuk memecahkan emosi yang tidak dapat dikendalikan. Terdapat banyak cara untuk mengatasi emosi negative.

Daftar Pustaka
Santrock. W John. 2003.Adolescence perkembangan remaja.Jakarta : Erlangga
Basuki Heru.2008.Psikologi Umum.Jakarta : Universitas Gunadarma.


tulisan 1


TULISAN 1
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT.
§  Teori Kepribadian Matang meburut Allport.
Teori Allport membantu manusia untukmelihat diri sendiri sebagai makhluk yang baik dan penuh harapan. Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar, kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Orang-orang yang sehat tidak didorong oleh konflik-konflik tak sadar dan tingkah laku mereka tidak ditentukan oleh setan-setan, yang ada jauh dari mereka. Kepribadian yang matang juga tidak dikontrol oleh trauma-trauma dan konflik-konflik masa kanak-kanak. Menurut Allport kesehatan psikologis adalah melihat ke masa depan tidak melihat ke belakang.  
Kriteria Kepribadian yang matang menurut Allport.
1.     Perluasan Perasaan Diri.
Ketika orang menjadi matang, dia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri. Akan tetapi tidak cukup hanya berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang di luar diri seperti, pekerjaan.orang harus menjadi partsipan yang langsung dan penuh. Allport menamakan hal ini “partisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia”. Orang harus meluaskan diri ke dalam aktivitas. Semakin seseorang terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas atau orang atau ide, maka semakin juga dia akan sehat secara psikologis. Perasaan partisipan otentik ini berlaku bagi pekerjaan kita, hubungan dengan keluarga dan teman-teman, kegemaran, dan keanggotaan kita dalam politik dan agama.   
2.    Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain.
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang-orang lain: yaitu ada kapasitas keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu.
Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orang tua, anak, partner, teman akrab. Sedangkan orang yang neurotis harus menerima cinta jauh lebih banyak daripada kemampuan mereka untuk memberinya. Apabila mereka memberikan cinta diberikan dengan syarat dan kewajiban yang tidak bersifat timbal balik. Cinta orang yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat.
Peasaan terharu, tipe kehangatan yang kedua adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengn kesakitan, penderitaan, ketakutan, dan kegagalan yang merupakan cirri kehidupan manusia. Empati ini timbul melalui “perasaan imajinatif” dari perasaanorang sendiri terhadap kemanusiaan pada umumnya. Kepribadian yang matang sabar terhadap tingkah laku orang lain dan tidak mengadili atau menghukumnya.   
3.    Keamanan Emosional.
Kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi dari ada mereka, termasuk kelemahan dan kekurangan tanpa menyerah secara pasif pada kelemahan dan kekurangan tersebut. Orang yang sehat juga mampu hidup dengan ini dan segi lain dalam kodrat manusia, dengan sedikit konflik dalam diri mereka atau dengan masyarakat. Kepribadian yang sehat mampu mampu menerima emosi-emosi manusia dan mengontrol emosi mereka sehingga emosi-emosi tidak mengganggu aktivitas antarpribadi. Akan tetapi orang-orang neurotis menyerah pada emosi apa saja yang dominan pada saat itu. Berkali-kali memperlihatkan kemarahan atau kebencian, walaupun perasaan itu mungkin tidak tepat. Kualitas hidup lain dari keamana emosional ialah apa yang disebut Allport “sabar terhadap kekecewaaan”. Hal ini menunjukan bagaimana seseorang bereaksi terhadap tekanan dan terhadap hambatan dari kemauan dan kainginan. Orang yang sehat tidak bebas dari perasaan tidak aman dan ketakutan, tetapi mereka merasa kurang terancam dan dapat menanggulangi perasaan tersebut  dengan lebih baik dari pada orang yang neurotis.
4.    Persepsi Realitas.
Orang yang sehat memandang duni secara objektif. Sedangkan orang yang neurotis harus mengubah realitas supaya membuat sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan keakutan mereka sendiri. Orang yang ehat dan matang menerima realitas sebagaimana adnya.
5.    Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugasya Pemahaman Diri.
Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri sendiri di dalamnya. Tidak cukup hanya memilki keterampilan yang relevan tetapi kita harus menggunakan keterampilan secara ikhlas dan malibatkan/menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan. Kita tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatn psikologis yang positif tanpa melakukan pekerjaan yang penting dan melakukan dengan dedikasi, komitmen, dan keterampilan-keterampilan.
6.    Pemahaman Diri.
Pengenalan diri yang memadai menuntut pemahaman tentang hubungan perbedaan antara tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan yang sesungguhnya. Orang yang sehat terbuka pada pendapat rang lain dalam merumuskan suatu gambaran diri yang objektif. allport juga mengemukakan bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik akan lebih cerdas daripada orang yang memiliki wawasan yang kurang baik. Erdapat juga korelsi yang tinggi antara tingkat wawasan diri dan perasaan humor, yakni tipe humor yang menyangkut persepsi tentang hal yang aneh dan hal yang mustahil serta kemampuan untuk menertawakan diri sendiri.
7.    Filsafat Hidup yang Mempersatukan.
Orang yang sehat dan matang lebih melihat ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang. Allport menyebut dorongan yang mempersatukan ini “arah” (directness). Allport menekankan bahwa nilai-nilai (bersama dengan tujuan) adalah sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung awab kepada diri sendiri dan kepada orang lian, dan mungkin berakar dalam nilai agama dan nilai etis.

§  Perkembangan Kepribadian Rogers
Konsep diri (self concept) menurut Rogers adalah bagian sadar dari ruang fenomenal yang disadari dan disimbolisasikan, dimana “aku“ merupakan pusat referensi setiap pengalaman. Konsep diri merupakan bagian inti dari pengalaman individu yang secara perlahan dibedakan dan disimbolisasikan sebagai bayangan tentang diri yang mengatakan “apa dan siapa aku sebenarnya“ dan “apa yang sebenarnya harus saya perbuat“. Jadi, self concept adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi yaitu:
1.     Incongruence Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin.
2.    Congruence Congruence berarti situasi dimana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.
Menurut Rogers, para orang tua akan memacu adanya incongruence ini ketika mereka memberikan kasih sayang yang kondisional kepada anak-anaknya. Orang tua akan menerima anaknya hanya jika anak tersebut berperilaku sebagaimana mestinya, anak tersebut akan mencegah perbuatan yang dipandang tidak bisa diterima. Disisi lain, jika orang tua menunjukkan kasih sayang yang tidak kondisional, maka si anak akan bisa mengembangkan congruence-nya. Remaja yang orang tuanya memberikan rasa kasih sayang kondisional akan meneruskan kebiasaan ini dalam masa remajanya untuk mengubah perbuatan agar dia bisa diterima di lingkungan. Dampak dari incongruence adalah Rogers berfikir bahwa manusia akan merasa gelisah ketika konsep diri mereka terancam. Untuk melindungi diri mereka dari kegelisahan tersebut, manusia akan mengubah perbuatannya sehingga mereka mampu berpegang pada konsep diri mereka. Manusia dengan tingkat incongruence yang lebih tinggi akan merasa sangat gelisah karena realitas selalu mengancam konsep diri mereka secara terus menerus.
Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Perkembangan diri dipengaruhi oleh cinta yang diterima saat kecil dari seorang ibu. Kebutuhan ini disebut need for positive
regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).
• Jika individu menerima cinta tanpa syarat, maka ia akan mengembangkan penghargaan positif bagi dirinya. Teori Kepribadian Carl R. Rogers Halaman 4 (unconditional positive regard) dimana anak akan dapat mengembangkan potensinya untuk dapat berfungsi sepenuhnya.
• Jika tidak terpenuhi, maka anak akan mengembangkan penghargaan positif bersyarat (conditional positive regard). Dimana ia akan mencela diri, menghindari tingkah laku yang dicela, merasa bersalah dan tidak berharga.

§  Hierarki kebutuhan manusia hingga mencapai tingkat aktualisasi diri.
Maslow mengembangkan gagasan ini lebih lanjut dan dikenal dengan sebutan hierarki kebutuhan. Dia menempatkan lima lapisan kebutuhan yang lebih luas, yaitu:
1.   Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan paling mendasar dari setiap manusia adalah kebutuhan fisiologi, termasuk di dalamnya adalah makanan, air, oksige, mempertahankan suhu yubuh, dan lain sebagainya. Kebutuhan psikologis adalah kebutuhan yang mempunyai kekuatan/pengaruh paling besar dari semua kebutuhan. Orang-orang yang terus-menerus merasa lapar akan termotivasi untuk makan-tidak termotivasi untuk mencari teman atau memperoleh harga diri. Mereka tidak melihat lebih jauh dari makanan, dan selama kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka motivasi utama mereka adalah untuk mendapatkan sesuatu untuk dimakan.
Kebutuhan fisiologis berbeda dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya setidaknya dalam dua hal penting. Pertama, kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang dapat terpenuhi atau bahkan selalu terpenuhi. Orang-orang bisa cukup makan sehingga makanan akan kehilangan kekuatannya untuk memotivasi. Bagi orang yang baru saja selesai makan dalam porso besar, pikiran tentang makanan bahkan dapat menyebabkan perasaan mual. Karakteristik berbeda yang kedua dari kebutuhan fisiologis adalah kemampuannya untuk muncl kembali. Setelah orang-orang selesai makan, mereka lama-kelamaan menjadi lapar lagi; mereka terus-menerus mengisi ulang pasokan makanan dan air; dan satu tarikan nafas harus dilanjutkan oleh tarikan nafas berikutnya. Akan tetapi, kebuthan-kebutuhan di level lainnya tidak muncul kembali secara terus-menerus. Contohnya, orang yang paling tidak telah memenuhi kebutuhan mereka akan cinta dan penghargaan akan tetap merasa percaya diri bahwa mereka dapat terus memenuhi kebutuhan mereka akan cinta dan harga diri.
2. Kebutuhan Rasa Aman
Ketika orang telah memenuhi kebutuhan fisiologis mereka, mereka menjadi termotivasi dengan kebutuhan akan keamanan, yang termasuk di dalamnya adalah keamanan fisi, stabilitas, ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan dari kekuata-keuatan yang mengancam seperti perang, teorisme, penyakit, rasa takut, kecemasan, bahaya, kerusuhan, dan bencana alam. Kebutuhan akan hukum, ketentraman, dan keteraturan juga merupakan bagian dari kebutuhan akan keamanan.
3. Kebutuhan Cinta dan Keberadaan
Ketika kebutuhan fisioogis dan rasa aman sudah terpenuhi, kebutuhan lapisan ketiga pun muncul. Anda mulai merasa butuh teman, kekasih, anak, dan bentuk hubungan berdasarkan perasaan lainnya. Dilihat secara negative, Anda akan semakin mencemaskan kesendirian dan kesepian. Dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan ini dapat berbentuk keinginan untuk menikah, memiliki keluarga, menjadi bagian dari satu kelom[ok atau masyarakat.
4. Kebutuhan Penghargaan
Setelah orang-orang memenuhi kebutuhan akan cinta dan keberadaan, mereka bebas untuk mengejar kebutuhan akan penghargaaan, yang mencakup penghormatan diri, kepercayaan diri, kemampuan, dan pengetahuan yang orang lain hargai tinggi. Maslow mengidentifikasi dua tingkatan kebutuhan akan penghargaan-reputasi dan harga diri. Reputasi adalah persepsi akan gengsi, pengakuan, atau ketenaran yang dimiliki seseorang, dilihat dari sudut pandang orang lain. Sementara harga diri adalah perasaan pribadi seseorang bahwa dirinya bernilai atau bermanfaat dan percaya diri. Harga diri didasari oleh lebih dari sekedar reputasi maupun gengsi
5. Kebutuhan akan Aktualis akatulisasi Diri
Ketika kebutuhan di level rendah terpenuhi, orang secara otomatis beranjak ke level berikutnya. Akan tetapi, setelah kebutuhan akan penghargaan terpenuhi, orang tidak selalu bergerak menuju level aktualisasi diri. Awalnya, Maslow berasumsi bahwa kebutuhan akan aktualisasi diri muncul jika kebutuhan akan penghargaan telah terpenuhi. Orang-orang yang menjunjung nila-nilai seperti kejujuran, keindahan, keadilan, dan nilai-nilai lainnya akan mengaktualisasikan dirinya setelah kebutuhan akan penghargaannya terpenuhi, sementara orang-orang yang tidak memiliki nilai-nilai ini tidak akan mengaktualisasikan dirinya walaupun mereka telah memenuhi masing-masing dari kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya. Kebutuhan akan aktualisasi diri mencakup pemenuhan diri, sadar akan semua potensi diri, dan keinginan untuk menjadi sekreatif mungkin (Malow, 1970). Orang-orang yang telah mencapai level aktualisasi diri menjadi orang yang seutuhnya, memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang orang lain hanya lihat sekilas atau bahkan tidak pernah lihat sama sekali. Meraka sangat alami, sama seperti alaminya binatang dan bayi, yaitu mereka mengekspresikan kebutuhan-kebutuhan mendasar mereka dan tidak membiarkan diri mereka mendapat tekanan dari kultur.

§  Ciri-ciri kepribadian sehat Erich Fromm.
Sebagai organisme yang hidup, kita didorong untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan fisiologis. semua manusia sehat dan tidak sehat di dorong oleh kebutuhan-kebutuhan tersebut; perbedaan antara mereka terletak dalam cara bagaimana kebutuhan-kebutuhan itu dibutuhkan. Orang-orang yang sehat memuaskan kebutuhan psikologis secara kreatif dan produktif.  
Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan.
1.     Hubungan
Berasal dari fakta bahwa manusia dalam menjadi manusiawi telah direnggutkan dari kesatuan primer binatang dengan alam. Binatang dilengkapi oleh alam untuk menanggulangi keadaan-keadaan yang harus dihadapinya, tetapi manusia dengan kemampuan berpikir dan berkhayalnya, telah kehilangan interdependensi intim dengan alam. Sebagai penggantinya, manusia harus menciptakan hubungan-hubungan mereka sendiri yang didasarkan cinta produktif.
2.    Transedensi
Kebutuhan orang untuk menjadi orang yang kreatif dan bukan hanya menjadi makhluk belaka. Apabila dorongan-dorongan kreatif terhambat maka orang menjadi perusak.
3.    Berakar
Manusia mendambakan akar-akar alamiah; mereka ingin menjadi bagian integral dunia, merasakan bahwa mereka memilikinya.
4.    Perasaan Identitas
Orang ingin memiliki suatu perasaan identitas pribadi, menjadi seorang individu yang unik. Apabila orang tidak bisa mencapai tujuan ini melalui usaha kreatifnya sendiri, ia bisa mendapatkan dengan menidentifikasikan diri dengan orang atau kelompok lain.
5.    Kerangka Orientasi
Manusia perlu memiliki suatu kerangka acuan, yakni suatu cara yang stabil dan konsisten dalam memandang dan memahami dunia.
Kepribadian orang berkembang menurut kesempatan-kesempatan yang diberikan kepadanya oleh masyarakat tertentu. Penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat biasanya merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuhan batin dan tuntutan-tuntutan dari luar. Ia mengembangkan karakter sosial dengan memenuhi harapan-harapan masyarakat.
Manusia dapat memperoleh sesuatu melalui keempat orientasi non produktif yaitu:
1. Tipe Reseptif (mengharapkan dukungan dari pihak luar)
2. Tipe Eksploitasi (memaksa orang lain untuk mengikuti keinginannya)
3. Tipe Penimbunan (suka mengumpulkan dan menimbun barang suatu materi)
4. Tipe Pemasaran (suka menawarkan dan menjual barang)
Tipe kepribadian sehat menurut Fromm
Setelah memahami definisi kepribadian, faktor kuat yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian, tingkah laku irasionalitas manusia, hakikat manusia, dan kebutuhan yang dimilikinya. Kita perlu juga memahami tipe kepribadian sehat menurut Fromm. Fromm menyebut kepribadian yang sehat dengan sebutan Orientasi Produktif. Fromm menggunakan kata orientasi, karena kata tersebut menunjukkan sikap umum atau pandangan yang meliputi semua segi kehidupan, respon intelektual, emosional, sensoris terhadap orang, benda, peristiwa, dan terhadap diri sendiri. Sedangkan kata produktif digunakan karena kata tersebut menunjukkan adanya kemauan dan kemampuan untuk menggunakan segenap tenaga atau potensi untuk berfungsi sepenuhnya, mengaktualisasikan diri, mencintai, terbuka, dan mengalami. Berikut akan dijelaskan apa yang dimaksud Fromm dengan Orientasi Produktif, yaitu:
1.     Cinta yang Produktif, adalah suatu hubungan manusia yang bebas dan setara, dimana masing-masing orang dapat mempertahankan individualitasnya, tidak hilang aau tidak berkurangnya diri, melainkan adanya diri yang diperluas. Cinta yang produktif mencakup empat sifat, yaitu perhatian, tanggung jawab, respek, dan pengetahuan akan diri orang lain.
2.    Pikiran yang Produktif, adalah pikiran yang meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pikiran yang produktif berfous pada seluruh gejala, bukan pada potongan gejala yang terpisah. Pikiran yang produktif didorong oleh ketelitian, respek, dan perhatian untuk menilai seluruh masalah secara objektif.  
3.    Kebahagiaan, adalah hasil yang menyertai seluruh kegiatan produktif. Kebahagiaan bukan hanya sebuah perasaan semata, namun sebuah kondisi yang meningkatkan kesehatan fisik, penambahan gaya hidup, dan pemenuhan potensi seseorang. Kebahagiaan merupakan bukti bahwa seseorang berhasil dalam seni kehidupan.
4.    Suara Hati, adalah suara dari dalam diri yang menggerakkan orang untuk berfikir dan bertingkah laku sesuai dengan aturan yang ada.  

Daftar Pustaka
Schultz,Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan Model-Model Kapribadian Sehat.Yogyakarta : Kanisius
Feist Jess and Feist .J Gregory.2010.teori kepribadian (theories of personality).Jakarta : Salemba Humanika.